BP, perusahaan minyak kakap yang bermarkas di Inggris, melepas 20 persen kepemilikan saham di Rosneft. BP memutus hubungan dengan BUMN minyak Rusia tersebut sebagai imbas dari serangan militer terhadap Ukraina.
Tidak cuma itu, CEO BP Bernard Looney dan pengusaha Bob Dudley yang menduduki kursi dewan di Rosneft juga menyatakan mundur, di mana mereka pernah menjabat bersama CEO Rosneft Igor Sechin, sekutu dekat Vladimir Putin.
Mengutip CNN Business, Senin (28/2), BP mengklaim sebagai salah satu investor asing terbesar di Rusia. BP diketahui telah beroperasi lebih dari 30 tahun di Rusia.
Ketua BP Helge Lund menegaskan agresi militer Rusia ke Ukraina merupakan perubahan mendasar yang membuat dewan BP mengambil keputusan. “Menyimpulkan bahwa keterlibatan perusahaan di Rosneft tidak dapat dilanjutkan,” ujarnya.
Lund menyebut bahwa Rosneft tidak lagi sejalan dengan bisnis dan strategi BP. BP juga mendapat tekanan dari Pemerintah Inggris atas hubungannya dengan Rusia.
“Seperti banyak orang, saya sangat terkejut dan sedih dengan situasi yang terjadi di Ukraina dan hati saya kepada semua orang yang terkena dampak,” imbuh dia.
“Saya yakin bahwa keputusan yang kami ambil sebagai dewan bukan hanya hal yang benar untuk dilakukan, tetapi juga untuk kepentingan jangka panjang BP,” lanjut Lund.
Selain tercatat memiliki saham di Rosneft, BP juga memiliki tiga perusahaan patungan dengan BUMN minyak Rusia tersebut. Yakni, 20 persen saham di proyek Taas-Yuryakh di Siberia Timur.
Kemudian, 49 persen di proyek Yermak Neftegaz di Siberia Barat, dan 49 persen saham di proyek minyak dan gas di Kharampur.
“Invasi Rusia yang tidak beralasan ke Ukraina harus menjadi peringatan bagi bisnis Inggris dengan kepentingan komersial di Rusia,” tegas Sekretaris Bisnis dan Energi Inggris Kwasi Kwarteng melalui Twitter.
BP bukan lah satu-satunya perusahaan minyak dari negara barat yang membantu Rusia. Tercatat, Shell juga memiliki 27,5 persen saham di proyek Sakhalin-2, yang merupakan salah satu proyek gas terintegrasi terbesar di dunia. Menurut Shell, Sakhalin-2 memasok 4 persen gas alam cair di dunia.
Selanjutnya, ExxonMobil yang berada di Rusia lebih dari 25 tahun dan telah mempekerjakan 1.000 orang. Lewat anak usahanya Exxon Neftegas Ltd, ExxonMobil, mengantongi 30 persen saham di Sakhalin-1.
(bir)