Jakarta, CNN Indonesia —
Bos tentara bayaran Rusia Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, mengklaim bakal menghancurkan tank-tank Leopard milik sejumlah negara Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (NATO) di Ukraina.
Dalam wawancara bersama media Russia, Prigozhin mulanya mengatakan Moskow sebetulnya bisa merebut Bakhmut pada Maret atau April mendatang.
Namun, dia tak bisa memprediksi kapan hal itu terwujud lantaran Kyiv terus-terusan menerima bantuan militer dari negara-negara Barat. Sementara itu, selama ini Rusia merekrut banyak tentara bayaran Wagner untuk membantu melancarkan invasi ke Ukraina.
Prigozhin kemudian mengatakan pengiriman senjata bisa menjadi faktor penting dalam perang. Oleh sebab itu, menurutnya, Rusia bakal berupaya keras untuk menghancurkan tank-tank canggih itu.
“Kami akan 100 persen belajar bagaimana menghancurkan leopard-leopard ini dan bagaimana membakar mereka,” kata Prigozhin, seperti dikutip Russia Today (RT), Rabu (15/2).
Beberapa waktu lalu, Prigozhin sempat menyampaikan bahwa target Wagner di Ukraina saat ini yakni merebut Kota Bakhmut. Hal itu dilakukan untuk memperjelas tujuan perang yang akan memasuki satu tahun pada 24 Februari mendatang.
Menurut Prigozhin, pasukan Moskow mesti membangun kehadirannya di Ukraina timur maupun merebut wilayah sebanyak-banyaknya. Dia berujar perebutan Bakhmut merupakan kunci dari rencana itu.
“Bakhmut diperlukan agar pasukan kita bisa beroperasi dengan nyaman,” kata Prigozhin seperti dikutip Al Jazeera, Sabtu (11/2).
Saat wawancara dengan RT, Prigozhin sempat membeberkan tiga alasan mengapa Kyiv ngotot tak sudi melepas Bakhmut.
Alasan pertama, kata Prigozhin, yakni politik. Prigozhin menjelaskan Bakhmut saat ini telah menjadi era baru Stalingrad. Stalingrad merupakan kota di mana terjadi pertempuran paling brutal antara pasukan Soviet dengan Nazi selama Perang Dunia II.
Menurut Prigozhin, kondisi di Stalingrad saat itu sama dengan situasi di Bakhmut sekarang.
“Di Popasnaya, jika Anda mengulurkan tangan dalam 30-40 detik, Anda bakal terkena pecahan peluru,” katanya.
Dia mengatakan di Bakhmut, intensitas tembakan artileri terjadi dua hingga tiga kali lebih tinggi dibandingkan lokasi-lokasi lain. Saking kacaunya, prajurit sampai tak punya waktu untuk sekadar menyimpan peluru dalam senjata.
“Musuh sama sekali tak beristirahat, oleh sebab itu kita harus melakukan hal serupa,” ujar dia.
Alasan kedua mengapa Ukraina ogah menyerahkan Bakhmut, yakni karena kota itu strategis. Prigozhin menyebut Bakhmut merupakan “pusat transportasi dan logistik yang baik untuk operasi militer” Ukraina.
Sementara alasan ketiga adalah moral atau semangat juang. Menurut Prigozhin, selama Bakhmut masih berdiri, moral prajurit Ukraina akan tetap tinggi.
Sejumlah negara Barat memang ramai-ramai memastikan bakal mengirim tank untuk Ukraina. Rarusan tank yang bakal dikirim di antaranya buatan M1 Abrams buatan Amerika Serikat, Challenger 2 buatan Inggris, hingga Leopard 2 buatan Jerman.
Tank-tank itu pada umumnya merupakan kendaraan tempur yang diklaim sangat canggih dan unggul di antara tank yang ada di dunia. Tank modern itu sendiri sudah sejak lama diidam-idamkan Ukraina untuk melawan Rusia.
(blq/rds)