Jakarta, CNN Indonesia —
Kepala Mitigasi Gempa dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, mengatakan morfologi Pantai Pacitan yang berbentuk teluk menyimpan bahaya tersembunyi jika diterjang tsunami.
“Terkait bahaya tsunami, morfologi Pantai Pacitan yang berbentuk teluk lebih berbahaya. Tsunami yang masuk teluk akan terakumulasi energinya karena tsunami yang masuk ke teluk gelombangnya berkumpul dan terjebak sehingga tinggi tsunami makin meningkat,” kata Daryono melalui keterangan tertulis kepada CNNINdonesia.com, Selasa (14/9).
Menurut Daryono, jika morfologi pantai teluk memiliki bentuk landai maka tsunami bisa mencapai daratan hingga jarak yang jauh.
BMKG memperingatkan supaya pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, harus waspada dan bersiap dengan skenario terburuk gempa dan tsunami setinggi 28 meter yang berpotensi menerjang daerah itu dalam 29 menit.
Kesiapan dan kewaspadaan tersebut diperlukan untuk menghindari dan mengurangi risiko bencana gempa dan tsunami yang mengintai pesisir selatan Jawa akibat pergerakan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia.
Wilayah Pacitan, kata Daryono, merupakan daerah yang berhadapan dengan zona megathrust sehingga daerah tersebut rawan terhadap gempa dan tsunami.
“Hasil monitoring BMKG terhadap aktivitas kegempaan sejak 2008 menunjukkan bahwa di wilayah selatan Pacitan beberapa kali terbentuk kluster seismisitas aktif, meskipun kluster pusat gempa yang terbentuk tidak diakhiri dengan terjadinya gempa besar,” ungkap Daryono.
Selain itu, Daryono juga mengatakan wilayah selatan Pacitan merupakan bagian dari zona aktif gempa di Jawa Timur yang mengalami peningkatan aktivitas kegempaan, di wilayah tersebut dalam beberapa tahun terakhir sering terjadi aktivitas gempa yang signifikan.
“Potensi magnitudo maksimum gempa megathrust selatan Jawa Timur hasil kajian adalah 8,7. Nilai magnitudo gempa tertarget ini oleh tim kajian BMKG dijadikan sebagai inputan pemodelan tsunami untuk wilayah Pacitan,” ucap Daryono.
Daryono menjelaskan berdasarkan catatan sejarah, pada 4 Januari 1840 terjadi Gempa Jawa yang memicu terjadinya tsunami di Pacitan.
“Selanjutnya pada 20 Oktober 1859, terjadi lagi gempa besar di Pulau Jawa yang juga menimbulkan tsunami menerjang Teluk Pacitan, menewaskan beberapa orang awak kapal,” papar Daryono.
Berlanjut ke halaman berikutnya >>>
BMKG Ungkap Bahaya Tersembunyi Jika Pacitan Dilanda Tsunami