Suara.com – Nama Roman Arkadievich Abramovich atau lebih dikenal dengan Roman Abramovich adalah taipan Rusia pemilik klub liga Inggris Chelsea. Kekayaan Roman Abramovich menjadi sorotan setelah negara asalnya melakukan invasi besar-besaran terhadap negara tetangga Ukraina. Bukan cuma bos klub besar London, Abramovich juga menyimpan sejumlah asetnya di negara bekas Uni Soviet itu.
Padahal Abramovich merupakan salah satu miliader berpengaruh di Rusia dan Eropa. Kekayaannya mencapai 12,5 miliar euro. Di Rusia, Abramovich adalah politisi sekaligus pemilik utama perusahaan investasi swasta Millhouse LLC. Kariernya di kancah politik mencatatkan jejak pernah menjabat sebagai gubernur di Provinsi Chukotka di wilayah Rusia paling timur.
Media-media barat memberitakan bahwa kekayaan Roman Abramovich hilang Rp9,7 triliun setelah invasi Rusia menurunkan harga saham perusahaan tambangnya Evraz. Harga saham perusahaan tersebut turun 29% dari sebelum konflik.
Ancaman kehilangan kekayaan juga datang dari salah satu anggota Parlemen Inggris, Chris Bryant. Dalam sebuah kicauan di Twitter, Bryant menyatakan tak ada satu orang pun dari Rusia, negara penyebab konflik yang boleh memiliki klub sepak bola di Inggris. Abramovich pun dipaksa hengkang dari kepemilikannya terhadap Chelsea.
Baca Juga:
Dampak Krisis Ukraina, Roman Abramovich Dipaksa Lepas Kepemilikan Saham Chelsea?
Sebelumnya konglomerat ini membeli The Blues pada medio 2003 dengan harga 140 juta poundsterling atau setara Rp2,6 triliun. Setelah berada di tangannya, klub asal kota London itu berhasil membeli pemain berkelas hingga beberapa kali menjuarai Liga Inggris dan Liga Champion Eropa.
Selain bersama Chelsea, Abramovich juga terlibat dalam bisnis sepak bola di Rusia. Dia mensponsori kedatangan pelatih kenamaan berkebangsaan Belanda Guus Hiddink untuk melatih Rusia. Abramovich juga menjadi penyumbang dana utama yayasan Rusia yang dikenal sebagai Akademi Sepak Bola Nasional.
Akademi tersebut menjadi sponsor program olahraga untuk remaja se-Rusia dengan membangun lapangan sepak bola di berbagai daerah di penjuru Rusia. Yayasan ini juga menyediakan dana untuk mendatangkan pelatih, buku-buku olahraga, dan mengirim pemain remaja berbakat ke klub profesional di Belanda, Spanyol, dan Inggris.
Di balik kesuksesannya menjadi pengusaha, Roman yang lahir 24 Oktober 1966 dibesarkan dalam situasi konflik Uni Soviet. Dia tumbuh sebagai yatim piatu sejak berusia dua tahun. Ibunya meninggal karena sakit dan ayahnya yang seorang Yahudi mengalami kecelakaan kerja.