Beri Hukuman Baru, AS Setop Perdagangan Normal dengan Rusia

Beri Hukuman Baru, AS Setop Perdagangan Normal dengan Rusia

Jakarta, CNN Indonesia

Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk mengakhiri hubungan perdagangan normal dengan Rusia. Hal itu dilakukan sebagai sanksi ekonomi atas invasi Negara Beruang Merah ke Ukraina.

Presiden AS Joe Biden juga mengumumkan larangan impor vodka, berlian, dan makanan laut Rusia ke Amerika Serikat.

Langkah baru Biden tersebut memungkinkan negara-negara Barat untuk memberlakukan kenaikan tarif yang tajam pada barang-barang Rusia. Para pemimpin G7 menegaskan bahwa mereka masing-masing akan “berusaha” untuk mengambil tindakan untuk menolak status perdagangan yang disukai Rusia.

“Amerika Serikat dan sekutu serta mitra kami terus berjalan beriringan untuk meningkatkan tekanan ekonomi pada Putin dan untuk lebih mengisolasi Rusia di panggung global,” kata Biden, dikutip AFP, Sabtu (12/3).

Selain itu, Washington dan Brussels sepakat akan menghentikan ekspor barang-barang mewah ke Rusia. Ketua Uni Eropa Ursula von der Leyen menggambarkan langkah ini sebagai “pukulan langsung bagi elit Rusia.”

Anggota parlemen AS juga telah mengindikasikan bahwa mereka mendukung pencabutan status preferensial Rusia yang memastikan perlakuan yang sama antara mitra dagang internasional.

Departemen Keuangan AS juga menjatuhkan sanksi baru bagi “elit dan eksekutif bisnis yang merupakan rekan dan fasilitator rezim Rusia.” Sanksi perdagangan tersebut juga berlaku bagi keluarga juru bicara Putin, anggota dewan bank yang terkena sanksi VTB dan 12 anggota majelis rendah parlemen Rusia.

Sanksi tersebut termasuk melarang impor minyak Rusia, menyita aset miliarder yang terkait dengan Putin, dan membekukan persediaan uang negara. Sanksi itu akan membatasi beberapa tindakan dengan tujuan memutuskan hubungan ekonomi dan keuangan Rusia dengan seluruh dunia atas invasinya ke Ukraina.

Namun, analis menyebut sanksi yang dijatuhkan pada Rusia justru dapat merugikan Amerika Serikat. Harga komoditas utama seperti bensin dan gandum akan melonjak dan merugikan konsumen AS yang telah menghadapi inflasi tertinggi dalam empat dekade terakhir.

“Perdagangan langsung AS dengan Rusia relatif kecil, sehingga tarif yang lebih tinggi tidak akan banyak merugikan mereka, tetapi dapat meningkatkan biaya bagi produsen kami yang mengandalkan mereka untuk bahan baku utama,” kata William Reinsch dari Pusat Studi Strategis dan Internasional di Washington.

IMF juga mengatakan, perang dan sanksi akan menyebabkan “kontraksi tajam” ekonomi Rusia, dan pertumbuhan global yang lebih lambat.

(fby/mik)

[Gambas:Video CNN]


Scroll to Top