Sejumlah demonstran mengibarkan bendera kelompok separatis Republik Maluku Selatan (RMS) di depan Sekolah Indonesia di Den Haag, Belanda, sesaat setelah upacara hari kemerdekaan RI pada Rabu (17/8).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah, mengatakan bahwa upacara bendera yang digelar KBRI Den Haag di Sekolah Indonesia sebenarnya berjalan lancar, khidmat, dan meriah.
“Pada saat akhir setelah acara hiburan oleh masyarakat Indonesia, dilaporkan ada demo di luar pagar oleh beberapa orang yang membawa bendera RMS,” ujar Faizasyah kepada CNNIndonesia.com, Kamis (18/8).
Faizasyah belum mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai kelompok yang menggelar demo. Namun, demonstrasi semacam ini memang kerap terjadi di Belanda.
“Kalau melihat kejadian yang lalu, mereka ada keturunan dari orang-orang Maluku yang berpindah ke Belanda. Simpatisan RMS tidak banyak,” tutur Faizasyah.
Lebih jauh, Faizasyah juga mengaku belum mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai demonstrasi itu sudah mendapatkan izin atau belum.
“Saya belum diinfokan. Kalau ilegal, lazimnya dibubarkan oleh aparat,” katanya.
Peristiwa ini menjadi sorotan setelah seorang pengguna jejaring sosial TikTok dengan nama akun @narasi.nara mengunggah video yang merekam momen ketika ia baru saja pulang dari upacara bendera Indonesia di Belanda.
Saat sedang berjalan di trotoar, terlihat barisan orang yang mengibarkan bendera RMS. Ada pula yang sedang berjalan sembari mengibarkan memegang bendera RMS.
RMS merupakan salah satu kelompok pemberontak yang hendak mendirikan negara di dalam NKRI, alias separatis.
TNI sudah menghabisi basis RMS di Ambon pada 1950. Para pemimpin dan banyak pengikutnya kemudian mengasingkan diri di Belanda sembari melakukan gerilya.
Pada 1999, berdiri satu organisasi baru bernama Front Kedaulatan Maluku (FKM) yang beroperasi di Ambon. Mereka kerap mengibarkan bendera RMS di tempat-tempat umum hingga saat ini.
(has/bac)