Suara.com – Mengemban posisi sebagai World Customs Organisation (WCO) Vice-chair Asia Pacific, Bea Cukai selenggarakan The 23rd WCO Asia Pacific Regional Head of Customs Administration (RHCA) Conference pada tanggal 18-19 Mei 2022. RHCA Conference merupakan pertemuan tingkat direktur jenderal atau pimpinan tertinggi administrasi pabean se-Asia Pasifik yang beranggotakan 33 negara, termasuk beberapa negara maju seperti Australia, China, Jepang, dan Korea.
Konferensi ini bertujuan untuk membahas rencana dan program-program strategis WCO yang telah dan akan dilaksanakan di level Asia Pasifik. Pada kegiatan yang dilaksanakan secara virtual dan diselenggarakan secara fisik di Nusa Dua, Bali ini, dibahas beberapa agenda penting WCO, yang meliputi inisiatif dan kebijakan WCO, Rencana Strategis WCO 2022-2025, laporan Bea Cukai sebagai wakil ketua WCO Asia Pasifik (A/P), Regional Office for Capacity Building (ROCB) A/P, Regional Intelligence Liaison Office (RILO) A/P, hingga rencana strategis kegiatan-kegiatan kepabeanan di Kawasan Asia Pasifik ke depan.
Pada pembukaan pertemuan ini, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani menyampaikan memanasnya tensi global akhir-akhir ini telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang berdampak besar terhadap gangguan pasokan, melonjaknya harga komoditas dan energi yang menciptakan tekanan inflasi, dan terhambatnya proses pemulihan ekonomi. Saat ini, kerja sama kepabeanan sedang diuji, tidak hanya untuk mengatasi masalah global, tetapi juga untuk meningkatkan kerja sama di masa depan, dan menumbuhkan inovasi dalam menyelaraskan rencana implementasi strategis kepabeanan.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Askolani di kesempatan yang sama mengatakan selain membahas isu-isu kepabeanan, melalui acara ini para pimpinan instansi kepabeanan juga menunjukkan ketahanan dan kekuatan Asia-Pasifik untuk pulih dari krisis yang disebabkan oleh pandemi global. “Kami yakin pertemuan ini merupakan momentum untuk membina hubungan baik dengan instansi kepabeanan dunia, meningkatkan kerja sama pengawasan dan pelayanan, dan memenuhi kebutuhan bersama di kawasan Asia Pasifik,” ujarnya.
Baca Juga:
Fakta Baru Kasus Pemerasan di Bea Cukai Bandara Soetta Terungkap, Saksi Benarkan Pelanggaran PT SKK
Selain itu, terlaksananya The 23rd WCO Asia Pacific Regional Head of Customs Administration (RHCA) Conference akan memperkuat peran instansi kepabeanan dalam mengantisipasi berbagai tantangan, termasuk perkembangan pandemi Covid-19.
“Seperti yang kita ketahui bersama, tantangan semakin berkembang, baik dari sisi pangan, keamanan pangan, energi, maupun keuangan. Atas hal ini, kita bisa melihat peran instansi kepabeanan sangat penting dalam mengefisiensikan perdagangan dunia, mendukung pemulihan ekonomi, dan menghadapi pandemi Covid-19 saat ini. Kami pun berharap dengan berakhirnya masa jabatan Bea Cukai sebagai WCO Vice-chair pada Juni 2022 dan akan digantikan oleh Australia, akan memperkuat peran instansi kepabeanan dalam mengantisipasi tantangan yang ada,” kata Askolani.
Bea Cukai sendiri dalam konferensi ini berkesempatan untuk memaparkan program National Logistic Ecosystem (NLE) sebagai salah satu terobosan kebijakan kepabeanan Indonesia, yang juga sejalan dengan tema tahunan WCO, yaitu Meningkatkan Transformasi Digital Kepabeanan dengan Merangkul Budaya Data dan Membangun Ekosistem Data.
“Di Indonesia, perkembangan budaya data telah digaungkan mulai dari Kementerian Keuangan RI. Pentingnya data dalam pembahasan pembuatan kebijakan dan pengelolaan SDM menjadi salah satu pertimbangan yang sedang dikaji, dilaksanakan, dan dievaluasi. Sedangkan sebagai respons dalam perbaikan prosedur kepabeanan Indonesia, telah terlaksana program NLE yang bermanfaat untuk menyelaraskan dan menyederhanakan prosedur kepabeanan secara efektif,” ungkapnya.
Baca Juga:
Bea Cukai Musnahkan Barang Kena Cukai Ilegal, Narkotika, dan Teripang di Berbagai Daerah