Banjir “sekali dalam 100 tahun” yang melanda tenggara Australia kian parah pada Senin (22/3) sampai-sampai memaksa 18 ribu orang dievakuasi.
AFP melaporkan bahwa banjir semakin parah karena curah hujan kian tinggi dalam 24 jam belakangan, mencapai 25 sentimeter di beberapa bagian New South Wales.
Pada Senin (22/3), pemerintah setempat pun meminta sekitar 8 juta warga yang tinggal di sekitar pusat banjir untuk menghindari keluar rumah untuk kegiatan-kegiatan tidak penting.
“Saya tak tahu apakah pernah sepanjang sejarah wilayah ini ada kondisi cuaca buruk seekstrem ini berkembang begitu cepat di tengah pandemi,” ujar pemimpin New South Wales, Gladys Berejiklian.
Sebelumnya, Berejiklian juga sempat menyebut bahwa banjir ini merupakan bencana “sekali dalam seratus tahun.” Ia mengakui bahwa hujan yang mengguyur tenggara Australia itu memang lebih parah dari perkiraan.
“Kemarin, kami berharap ini hanya akan menjadi peristiwa (terparah) dalam 20 tahun. Sekarang, ini terlihat seperti satu peristiwa (terparah) dalam 50 tahun,” kataBerejiklian pada akhir pekan lalu.
![]()
|
Berdasarkan tayangan televisi lokal, aliran air deras menghantam rumah, merusak jalan, hingga mematahkan pohon. Layanan darurat memprediksi rumah yang rusak akibat banjir mencapai ratusan unit.
Selain itu, banjir juga mengakibatkan jalan utama di sejumlah kawasan New South Wales ditutup. Sejumlah sekolah juga membatalkan kegiatan belajar mengajar.
(has)