Pelatih dan atlet peraih medali di Olimpiade Tokyo berbagai tips menjaga stamina fisik dan mental yang mengantar mereka meraih medali di helat olahraga internasional di tengah pandemi Covid-19. Mereka mengaku berbagai adaptasi latihan dilakukan demi menjamin stamina dan mental mereka.
Mereka adalah Dirja Wihardja, pelatih angkat besi tim Indonesia, dan Windy Cantika Aisah, atlet sekaligus peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020. Pandemi memunculkan tantangan tersendiri atlet dan pelatih.
Kendati selama 2020 tidak ada turnamen yang dapat diikuti, latihan rutin dan pola hidup sehat tetap dipelihara oleh para atlet di pelatnas untuk menjaga stamina dan performa.
“Kami melakukan simulasi pertandingan 2 minggu sekali untuk menjaga atmosfer kompetisi. Sebagai persiapan Olimpiade Tokyo, tim juga mengikuti try out dua kali tahun ini ke Uzbekistan, sehingga setidaknya, atlet mengetahui situasi pertandingan saat pandemi,” ucap Dirja dalam Dialog Produktif Rabu Utama di Media Center KPCPEN (11/8).
Para atlet harus menjadwal ulang program latihan, Mereka juga menjaga motivasi agar performa dan kebugaran tubuh mereka terjaga sekaligus tetap terlindung dari penyebaran virus COVID-19.
WHO sendiri menganjurkan memelihara kesehatan tubuh dengan melakukan 150 menit beraktivitas sedang dan 75 menit untuk beraktivitas fisik setiap minggunya. Manfaat latihan berkala seperti ini juga terbukti membantu mengurangi rasa cemas karena krisis dan ketakutan.
Aisah dan Dirja menegaskan olahraga tidak hanya membuat tubuh sehat melainkan juga menciptakan pola dasar kehidupan yang baik. Pola ini seperti keteraturan, kedisiplinan, kerja keras, memelihara motivasi tinggi, kerendahan hati, serta upaya melakukan yang terbaik.
Ketika menjalani pertandingan sendiri, Aisah, mengaku Olimpiade Tokyo terasa berbeda dari sisi protokol kesehatan. Tes PCR dilakukan berulang. Para atlet pun tak lepas dari tekanan mental agar tidak tertular virus COVID-19.
Selain itu mereka menjumpai suasana pertandingan tanpa penonton serta sekeliling arena yang digelapkan.
Kegigihan mereka pun membuahkan hasil. Indonesia berhasil membawa pulang 5 medali, di antaranya adalah perunggu yang diraih Windy Cantika Aisah dari cabor angkat besi.
Apresiasi Menpora
Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, mengapresiasi torehan prestasi para atlet di tengah tekanan dan kebiasaan baru tersebut. Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari penyelenggaraan Olimpiade Tokyo ini dan menjadi catatan semua pihak.
Menurutnya olimpiade adalah sasaran utama Grand Design Olahraga Nasional. Pemerintah akan mendirikan training camp sebagai fasilitas terpadu penggodokan atlet elit nasional di Cibubur, Jakarta, untuk mengoptimalkan kinerja para atlet.
Fasilitas tersebut akan dilengkapi berbagai sistem, seperti sarana olahraga, unit relaksasi, sekolah, rumah sakit, ketersediaan ahli gizi, psikolog, dan sebagainya di satu tempat.
Tak hanya itu pemerintah juga mendirikan sentra pembinaan olahraga di berbagai daerah. Kejuaraan di daerah, kata dia, adalah sumber atlet nasional.
“Dari sekitar 250 ribu atlet talenta daerah, kita saring bertahap, hingga akhirnya didapatkan 150 orang atlet elit nasional dari cabor unggulan, terutama untuk terjun di olimpiade,” ucap dia.
Tidak hanya mendirikan fasilitas terpadu untuk mendukung para atlet, pemerintah juga memastikan para atlet terjamin masa depannya. Saat ini sudah banyak atlet Indonesia yang diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil, terutama para peraih medali. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir untuk berkomitmen berkarir sebagai atlet.
Baik Menpora maupun Pelatih Dirja menegaskan, tidak pernah mencanangkan target tertentu kepada atlet, hanya menekankan untuk memberikan yang terbaik dan membanggakan negara.
Indonesia sendiri direncanakan akan menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA U-20 pada 2023. Kini persiapan menggulirkan kompetisi Liga 1 tahun ini juga tengah dimatangkan untuk menjaring bibit unggul tim sepak bola nasional. Zainudin menekankan protokol kesehatan harus berlaku ketat dan konsisten dalam penyelenggaraan kegiatan.
(ayo)