Asal Usul Pasar Senen, Dulunya Bernama Vincke Passer dan Buka Hanya Hari Senin

Asal Usul Pasar Senen, Dulunya Bernama Vincke Passer dan Buka Hanya Hari Senin

loading…

Nama Pasar Senen pada jaman dahulu bernama Vincke Passer dan buka setiap hari senin. Foto/Istimewa/Dok SINDOnews

JAKARTA – Siapa yang tidak mengenal Pasar Senen? Pasar yang terletak di Kecamatan Senen, Jakarta Pusat ini sangat terkenal sebagai pusat niaga. Tak jauh dari Pasar Senen, ada Stasiun Kereta Api Pasar Senen yang juga banyak digunakan masyarakat untuk bepergian ke luar kota. Rupanya, ada sejarah unik di balik nama Pasar Senen.

Menurut jurnal Historia Madania bertajuk “Pasar Senen: Reorganisasi Pasar Tahun 1966 – 1993”, wilayah Senen terkenal dengan hasil perkebunannya. Seiring dengan berkembangnya perekonomian masyarakat saat itu, muncullah gagasan pendirian pasar.

Sang pemilik tanah Senen, Justinus Vinck, kemudian mengajukan permohonan pendirian pasar ke pemerintah Belanda. Permohonan itu langsung disetujui oleh Gubernur Jenderal Abraham Patras melalui sebuah surat keputusan. Baca juga:Asal Usul Nama Matraman dan Kisah Penyerangan Batavia oleh Pasukan Sultan Agung

Dalam surat berbahasa Belanda itu disebutkan bahwa pasar hanya diperbolehkan untuk buka di hari Senin. Sementara, hari Sabtu diperuntukkan bagi pasar yang akan dibangun di wilayah Bukit Tanah Abang dan Kampung Lima.

Surat yang diterbitkan pada 30 Agustus 1735 itu menjadi awal mula berdirinya Pasar Tanah Abang dan Pasar Weltervreden (yang kini dikenal dengan nama Pasar Senen). Baca juga: Asal Usul Nama Cakung, Dulunya Batas Wilayah Kekuasaan Indonesia dan Sekutu

Pasar Senen didirikan tepat di sebelah selatan Jalan Gunung Sahari. Pada masa itu, jalan tersebut dikenal dengan nama Groote Zuiderweg. Namun, orang-orang Belanda lebih mengenal pasar itu dengan nama Vincke Passer atau Pasar Vinck, mengacu pada nama sang pendiri.

Pasar Senen banyak dihuni oleh orang-orang Tionghoa dan sebagian besar dari mereka tinggal di wilayah tersebut. Pasar ini semakin maju di masa pendudukan Jepang. Bahkan, masih eksis hingga detik ini.

Sejarawan Bondan Kanumoyoso menerangkan, Pasar Senen ini merupakan bagian dari perkembangan Kota Batavia lama.
”Kota Batavia di abad 17 mulai berkembang ke luar tembok kota (Kota Tua). Keamanan kota mulai terjamin karena ada kesepakatan damai dengan Mataram dan Banten. Penduduk mulai bisa tinggal dengan aman di luar tembok kota,” tuturnya.

Penduduk pun mulai berdatangan dan kegiatan ekonomi meningkat. Dosen Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan, masyarakat tentunya memerlukan pasar untuk menukar komoditasnya.

Scroll to Top