Jakarta, CNN Indonesia —
AS mengumumkan pengerahan aset militer tambahan ke Timur Tengah, termasuk kapal perusak pertahanan rudal balistik dan pesawat pembom jarak jauh B-52 pada Jumat (1/11) malam waktu setempat.
B-52 adalah pesawat pengebom strategis bertenaga jet jarak jauh subsonik Amerika yang mampu membawa senjata hingga 32.000 kg. Hal tersebut berfungsi sebagai peringatan bagi Teheran saat Iran dan Israel saling serang.
“Jika Iran, mitranya, atau proksinya menggunakan momen ini untuk menargetkan personel atau kepentingan Amerika di kawasan tersebut, Amerika Serikat akan mengambil setiap tindakan yang diperlukan untuk membela rakyat kami,” kata juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder seperti diberitakan AFP.
Sementara itu, Kepala Dewan Strategis Hubungan Luar Negeri Iran Kamal Kharrazi mengungkapkan negaranya kemungkinan bakal meningkatkan jangkauan rudalnya, menurut Press TV milik pemerintah Iran.
“Jika Republik Islam Iran menghadapi ancaman eksistensial, kami pasti akan mengubah kebijakan doktrin militer kami,” katanya pada hari Jumat, Press TV melaporkan, mengutip TV al-Mayadeen Lebanon.
“Sejauh ini kami telah mempertimbangkan kepekaan orang Barat, khususnya orang Eropa. Namun, jika mereka tidak mempertimbangkan kepekaan kami, terutama terkait masalah integritas teritorial Republik Islam Iran, tidak ada alasan bagi kita untuk terus mempertimbangkan kepekaan mereka,” imbuh Kharrazi.
“Oleh karena itu, ada kemungkinan jangkauan rudal Iran akan meningkat,” ia menegaskan seperti diberitakan CNN.
Ia menyatakan Iran juga mampu memproduksi senjata nuklir, tetapi tetap dibatasi mandat Pemimpin Tertinggi negara itu Ayatollah Ali Khamenei terhadap senjata pemusnah massal.
Hal itu disampaikan setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Kamis (30/10) mengatakan bahwa “tujuan tertinggi” Israel adalah menghentikan Iran mendapatkan senjata nuklir.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam pidato yang menguraikan strateginya saat Israel memerangi Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon selatan.
“Kata-kata kurang ajar dari para pemimpin rezim di Iran tidak dapat menutupi fakta bahwa Israel memiliki kebebasan bertindak yang lebih besar di Iran saat ini daripada sebelumnya,” kata Netanyahu.
“Kami dapat menjangkau ke mana saja di Iran sesuai kebutuhan,” ia menegaskan.
(AFP/chri)