Antibodi Tinggi Tak Jamin Imunitas Tubuh, Begini Penjelasan Dokter

Antibodi Tinggi Tak Jamin Imunitas Tubuh, Begini Penjelasan Dokter

Antibodi Tinggi Tak Jamin Imunitas Tubuh, Begini Penjelasan Dokter

loading…

JAKARTA – Menjaga imunitas tubuh selama masa pandemi disebut sebagai cara paling efektif untuk menghindari COVID-19 . Meski demikian, imunitas tubuh tidak serta-merta ditentukan oleh kadar antibodi yang dimiliki seseorang.

Sebagaimana diketahui, seseorang yang divaksin COVID-19 cenderung memiliki antibodi yang lebih tinggi. Influencer Kesehatan sekaligus Dokter Relawan COVID-19 dr. Muhamad Fajri Adda’i mengatakan, kadar antibodi yang tinggi bisa saja disebabkan oleh beberapa sel yang terstimulasi oleh vaksin.

Baca Juga: Stroberi hingga Nanas, Buah-Buahan Ini Mampu Memutihkan Gigi secara Alami

“Ada yang namanya sel T dan sel B, ini yang disebut dengan produsen antibodi. Bisa saja sel-sel ini terstimulasi oleh vaksin, dan kita belum ada yang tahu. Jadi tidak semudah itu menentukan orang imun atau tidak terhadap COVID-19,” ujar dr. Fajri saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Senin (31/5).

Menurut dr. Fajri, salah satu cara untuk menentukan seseorang imun atau tidak terhadap COVID-19 yakni dengan cara melakukan uji klinis. Nantinya uji klinis bisa menentukan pada fase tertentu seseorang yang sudah disuntik, di level tertentu akan mengurangi risiko untuk terpapar atau sakit COVID-19 yang bergejala.

Baca Juga: Memprihatinkan! Jumlah Perokok Indonesia 3 Terbesar di Dunia

“Pada kasus ini vaksin Sinovac belum terbukti dapat mencegah seseorang dapat tertular dari virus corona, jadi masih sangat bisa tertular walaupun sudah disuntik dua kali. Vaksin Sinovac berfungsi untuk mencegah seseorang ketika terserang COVID-19 maka tidak bertambah parah,” tuntasnya.

(tsa)

Scroll to Top