Ancaman Teror, AS-Inggris Minta Warga Jauhi Hotel di Kabul

Jakarta, CNN Indonesia —

Amerika Serikat dan Inggris meminta warganya yang masih berada di Afghanistan menjauhi penginapan dan hotel terutama Hotel Serena di ibu Kota Kabul menyusul potensi ancaman teror.

Peringatan itu dikeluarkan AS dan Inggris setelah rentetan serangan bom bunuh diri ISIS-Khorasan (ISIS-K) menyasar masjid di Afghanistan dalam sepekan terakhir.

“Warga AS yang berada di atau dekat Hotel Serena harus segera pergi,” kata Kementerian Luar Negeri AS mengutip “ancaman keamanan” di daerah tersebut.

Inggris pun mengeluarkan peringatan serupa bagi warganya yang masih tinggal di Afghanistan.

“Mengingat peningkatan risiko, Anda disarankan tidak menginap di hotel, khususnya Hotel di Ibu Kota Kabul (seperti Hotel Serena,” bunyi pernyataan Kemlu Inggris seperti dikutip AFP.

Sebagian besar warga asing, termasuk AS dan Inggris, telah meninggalkan Afghanistan sejak Taliban kembali menguasai negara itu pada Agustus lalu. Namun, sejumlah warga asing seperti jurnalis, pekerja organisasi internasional, dan relawan kelompok kemanusiaan masih bertahan di negara itu.

Sementara itu, Hotel Serena merupakan hotel mewah yang populer di kalangan pelancong, pengusaha, dan tamu asing lainnya. Hotel itu telah dua kali menjadi sasaran serangan Taliban.

Pada 2014 hanya beberapa minggu sebelum pemilihan presiden, empat pria bersenjata berhasil menyelundupkan pistol dan melancarkan penembakan di dalam hotel tersebut. Insiden itu menewaskan sembilan orang, termasuk jurnalis AFP dan anggota keluarganya.

Peringatan AS dan Inggris itu keluar setelah pada Jumat pekan lalu bom bunuh diri ISIS-K menghantam masjid Syiah di Provinsi Kunduz. Insiden yang terjadi ketika salat Jumat digelar itu menewaskan lebih dari 40 orang dan melukai ratusan lainnya.

Bom di masjid Syiah itu terjadi empat hari setelah serangan serupa menerjang sebuah masjid di Kabul hingga menewaskan lima orang.

ISIS-K memang telah meluncurkan sederet serangan bom bunuh diri sejak Taliban berkuasa.

Cabang ISIS di Afghanistan itu pun dinilai menjadi tantangan terbesar Taliban saat ini ketika kelompok itu hendak membentuk pemerintahan baru Afghanistan.

Meski begitu, Taliban menegaskan tidak perlu bantuan AS untuk meredam ancaman ISIS-K.

(rds)

[Gambas:Video CNN]


Scroll to Top