Jakarta, CNN Indonesia —
Sukses Qatar menggelar Piala Dunia 2022 masih menjadi sorotan berita internasional pada Senin (19/12).
Kunjungan anak Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke Yogyakarta dan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte minta maaf soal perbudakan 250 tahun lalu ke Indonesia dan beberapa negara lain juga menjadi perhatian pemberitaan global kemarin.
Berikut kilas berita internasional:
PM Belanda Minta Maaf atas Perbudakan Selama 250 Tahun di Masa Lalu
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte secara resmi meminta maaf atas keterlibatan Belanda selama 250 tahun dalam perbudakan, Senin (19/12). Dia menyebutnya sebagai “kejahatan terhadap kemanusiaan”.
Permintaan maaf itu datang hampir 150 tahun setelah berakhirnya perbudakan di koloni-koloni luar negeri negara Eropa itu, termasuk Suriname dan pulau-pulau seperti Curacao dan Aruba di Karibia, dan Indonesia.
5 Fakta Mengejutkan soal Emir Qatar yang Beri Messi Jubah Bisht
Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani menyedot perhatian usai memberi striker Argentina, Lionel Messi, jubah bisht saat menjadi juara di Piala Dunia 2022, Minggu (18/12) malam waktu setempat.
Pemimpin tertinggi Qatar itu juga memamerkan keberhasilan negaranya menjadi tuan rumah pesta bola dunia.
Selain itu, ia mengatakan menjadi tuan rumah Piala Dunia memberikan kesempatan mengenalkan budaya dan nilai-nilai Qatar sebagai negara Islam.
Putra Presiden Turki Erdogan Safari Kampus di Yogyakarta
Putra Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yakni Necmettin Bilal Erdogan mengunjungi sejumlah kampus di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Necmettin Bilal Erdogan sendiri hari ini, Senin (19/12) juga sempat menyambangi UGM dan mengikuti agenda peringatan Dies Natalis kampus tersebut yang ke-73.
“Beliau datang ke sini karena ingin memperluas kerjasama dengan Indonesia,” kata Rektor UGM Ova Emilia, Senin (19/12).
Pejabat Rusia Akui Tentara Melemah di Ukraina: Mereka Cuman Bertahan
Seorang pejabat Rusia mengakui pasukan negaranya kini sudah melemah di medan perang di Ukraina. Rusia saat ini hanya bisa bertahan dengan memantau senjata Ukraina yang kebanyakan disumbang oleh AS.
Anggota parlemen Rusia (Duma) sekaligus eks jenderal militer, Andrei Gurulyov, mengatakan saat ini tentara Rusia dalam mode bertahan menghadapi perlawanan pasukan Ukraina yang terus mendapat pasokan senjata canggih dari Barat.
Gurulyov menyayangkan strategi militer Rusia saat ini yang hanya bisa waspada terhadap setiap senjata yang dipasok Barat ke Ukraina, bukan menyusun strategi ke depan untuk melawannya.
(rds)