Suara.com – Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar dari dalam negeri pada minggu keempat bulan Maret ini. Data transaksi 21-24 Maret 2022, modal asing di pasar keuangan domestik jual neto sebesar Rp 3,13 triliun.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, aliran modal asing itu, terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp 5,96 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp 2,83 triliun.
“Berdasarkan data setelmen hingga 24 Maret 2022, jual neto Rp29,87 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp24,44 triliun di pasar saham.” ujar Erwin dalam keterangan di Jakarta Jumat (24/3/2022).
Erwin menuturkan, keluarnya aliran modal asing pada periode tersebut justru membuat kinerja rupiah menguat.
Baca Juga:
Modal Asing Mulai Masuk Lagi, Minggu Ketiga Maret Tembus Rp 8,23 Triliun
Tercatat, rupiah pada pembukaan Jumat pagi berada di level Rp 14.340 sama dibandingkan penutupan Kamis kemarin di level Rp 14.344.
“Sedangkan, tingkat imbal hasil atau yield SBN 10 tahun di level 6,69%,” katanya.
Di sisi lain, Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu keempat Maret 2022, perkembangan harga tetap terkendali dan diperkirakan inflasi 0,68% (mtm).
Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Maret 2022 secara tahun kalender sebesar 1,24% (ytd), dan secara tahunan sebesar 2,68% (yoy).
Selengkapnya, berikut daftar penyumbang utama inflasi Maret 2022 sampai minggu IV:
Baca Juga:
Modal Asing Lagi-lagi Pergi dari Indonesia Rp 21,46 Triliun pada Minggu Kedua Maret 2022
- Cabai merah; 0,11% (mtm)
- Bahan bakar rumah tangga; 0,7% (mtm)
- Telur ayam ras; 0,06% (mtm)
- Emas perhiasan; 0,05%
- Daging ayam ras; 0,05% (mtm)
- Tempe; 0,04% (mtm)
- Cabai rawit, minyak goreng, sabun detergen bubuk/cair, angkutan udara dan jeruk; 0,03% (mtm)
- Tahu mentah, daging sapi, dan rokok kretek filter; 0,02% (mtm)
- Bawang merah, bawang putih dan gula pasir; 0,01% (mtm)
Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi pada periode ini yaitu tomat sebesar -0,01% (mtm).