Fenomena titik api terpantau di lereng sebelah barat daya Gunung Merapi dalam dua hari terakhir yang disebut terkait lontaran lava.
Menurut pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), titik api terpantau pada Minggu (25/7) pukul 22.49 WIB dan Senin (26/7) pagi.
“Titik api tersebut merupakan kebakaran vegetasi yang dipicu oleh lontaran lava dari guguran lava pijar,” kata Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida dalam keterangannya, Senin (26/7).
Kata Hanik, aktivitas Merapi memang masih tinggi dan guguran lava pijar pun bisa terjadi kapan saja.
“Minggu ini aktivitas guguran lava pijar terjadi cukup intensif dengan arah dominan ke barat daya dengan jarak luncur maksimal 2 ribu meter,” beber Hanik.
Di satu sisi, selama musim kemarau ini vegetasi di lereng Merapi cenderung kering dan mudah sekali terbakar ketika ada pemicunya.
“Tidak adanya hujan membuat vegetasi di lereng Merapi menjadi kering sehingga sangat mudah terbakar ketika tersulut api,” sebutnya.
Dengan adanya kejadian ini, BPPTKG masih mempertahankan status Siaga (Level III) pada Gunung Merapi. Masyarakat diimbau selalu waspada.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 kilometer ke arah Sungai Woro, dan sejauh 5 kilometer ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Sementara, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
(kum/arh)