loading…
Para siswa dan siswi SDN 21 Limboto asyik mengikuti permainan yang dibawakan para mahasiswa kontingen PWN ke-XVI Gorontalo. Foto/SINDOnews/Abdul Hakim.
Di lapangan sekolah berukuran sekitar 100 x 50 meter itu, tampak siswa-siswi yang berkumpul dan membentuk lingkaran. Sedang, seorang pemuda pemberi instruksi yang mengenakan seragam Pramuka lengkap persis berada di tengah lingkaran.
Sore itu, puluhan pelajar SDN 21 Limboto seharusnya sudah pulang sekolah. Namun, hari itu, SDN 21 Limboto tengah mendapat tamu istimewa.
Mereka adalah para mahasiswa kontingen Perkemahan Wirakarya Nasional (PWN) ke-XVI yang berasal dari perguruan tinggi keagamaan negeri seluruh Indonesia.
Sesi sore itu adalah permainan yang merupakan bagian dari bakti sosial para kontingen berupa mengajar siswa sekolah di daerah yang tak jauh dari bumi perkemahan di Kampus 2 IAIN Sultan Amai Gorontalo, di LImboto Barat.
Baca juga: PWN 2023, Menag: Pramuka PTKN Harus Adaptif dan Inovatif Rawat Keberagaman dan Perdamaian
Hawa gerah dan teriknya sinar matahari yang cukup menyengat di lapangan sore itu pun tak menyurutkan para siswa bermain. Mereka justru begitu asyik menikmati alur permainan yang dipimpin oleh Amirul Haz, mahasiswa dari UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten tersebut.
Amirul pun telaten dan senang turut bermain dengan siswa kelas 3, 4 dan 5 SDN Limboto 21 tersebut. “Permainan ini adalah mengajarkan kekompakan. Tujuannya siswa sejak dini memiliki kesadaran sekaligus kebersamaan yang tinggi,” ujar Amirul.
Tak hanya di luar ruangan, para siswa sebelumnya juga diberi materi di dalam kelas tentang pengetahuan Dasa Darma Pramuka dan Peraturan Baris Berbaris (PBB). Lewat materi ini, siswa SD juga dipahamkan tentang makna cinta Tanah Air, kejujuran, hingga kedisiplinan.
Nur Fadilah Laita, siswi kelas 4 SDN 21 Limboto mengaku senang dengan kehadiran para kontingen PWN ke-XVI di sekolahnya. Pelajaran tentang Dasa Darma, PBB, dan aneka permainan yang dibawakan lebih santai oleh mahasiswa membuatnya gampang dimengerti dan mengasyikkan.
Selain itu, dia juga senang karena banyak berkenalan dengan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. “Senang dan asyik. Saya ingin sekali ke daerah asal mas dan mbak mahasiswa,” ujar Fadilah.