Suara.com – Semen Indonesia berupaya meningkatkan volume penjualan domestik seiring dengan pertumbuhan permintaan semen secara nasional di tengah persaingan dan pandemi.
Direktur Marketing dan Supply Chain SIG Adi Munandir mengatakan SIG berupaya mempertahankan pangsa pasar dan menjaga optimalisasi utilisasi pabrik dalam mencapai efisiensi biaya.
“Di tengah tantangan pasar yang semakin kompetitif dan pandemi yang masih terjadi, Perseroan terus berupaya menciptakan peluang-peluang melalui inovasi produk dan layanan untuk meningkatkan penjualan,” kata Adi dalam Public Expose Live 2021 secara daring, Kamis (9/9/2021).
Saat ini, SIG memiliki lima merek yang beredar di pasar Indonesia, yaitu Semen Gresik, Semen Padang, Semen Tonasa, Dynamix, dan Semen Andalas serta satu brand di Vietnam: Thang Long Cement.
Baca Juga:
SIG Dorong Peningkatan Kualitas SDM di Perguruan Tinggi
Emiten dengan kode saham SMGR ini menawarkan produk semen kantung baik serbaguna maupun produk semen untuk aplikasi tertentu yang lebih ekonomis serta berbagai tipe semen curah yang sesuai dengan karakteristik dari tiap jenis proyek sehingga lebih tepat guna dan efisien.
Adi Munandir menyampaikan selain produk semen, SIG juga menyediakan berbagai solusi beton yang telah dikembangkan, seperti Minimix yang memungkinkan proyek skala kecil menggunakan produk readymix (beton jadi), SpeedCrete yang memungkinkan penyelesaian pengerjaan konstruksi jalan yang lebih cepat dan bebas macet, serta ThruCrete yang dapat menyediakan daerah resapan air dan mengurangi risiko banjir.
SIG juga mengembangkan solusi untuk mendukung program pengembangan rumah murah melalui DynaHome, yang memungkinkan pembangunan rumah 12 kali lebih cepat dibandingkan pembangunan secara konvensional, kata Adi Munandir.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko SIG Doddy Sulasmono Diniawan menambahkan perseroan mampu mencatat kinerja yang baik pada semester I 2021. Volume penjualan SIG meningkat sebesar 5,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan Semester 1 2021 meningkat 1,2 persen sejalan dengan pertumbuhan volume penjualan. Beban Pokok Pendapatan meningkat 3,7 persen sejalan dengan kenaikan volume penjualan serta peningkatan harga batubara yang merupakan sumber energi yang memiliki porsi cukup signifikan dalam Beban Pokok Pendapatan.
Baca Juga:
Ini Rahasia Smartphone Mudah Rusak, Apakah Supaya Kita Beli Hp Baru?
“SIG berupaya menekan pertumbuhan Beban Usaha serta melaksanakan pengelolaan arus kas yang disiplin dalam rangka mempercepat pelunasan pinjaman dan menurunkan beban keuangan Perseroan, sehingga SIG mampu mencatat kenaikan laba bersih sebesar Rp181,7 miliar atau tumbuh 29,7 persen di Semester 1 2021,” kata Doddy.