Iran melalui stasiun televisi pemerintah melaporkan satu orang meninggal dunia akibat Covid-19 setiap dua menit akibat lonjakan infeksi corona di negara itu belakangan ini.
“Setiap dua detik, satu orang terinfeksi Covid-19 di Iran dan hampir setiap dua menit satu orang meninggal dunia karena virus corona,” bunyi laporan televisi pemerintah Iran pada Senin (9/8) seperti dikutip Reuters.
Media pemerintahan Presiden Ebrahim Raisi itu melaporkan bahwa rumah sakit di beberapa kota besar Iran telah kehabisan tempat tidur bagi pasien baru.
Pihak berwenang juga mengeluhkan sebagian masyarakat masih abai soal protokol kesehatan dan jarak sosial di tengah peningkatan kasus Covid-19 ini.
Televisi pemerintah Iran juga memaparkan sebagian besar dari total 31 provinsi yang ada di Iran telah meningkat statusnya dari oranye atau berisiko rendah terhadap penularan Covid-19 menjadi siaga merah.
Iran merupakan negara yang paling terdampak pandemi Covid-19 di Timur Tengah. Hingga saat ini, Iran mencatat total 4.199.537 kasus Covid-19 dengan 94.603 kematian. Pada Senin, Iran bahkan mencatat infeksi Covid-19 harian sebanyak 40.808 kasus.
Selain abai protokol kesehatan, program vaksinasi yang lambat juga memperparah lonjakan Covid-19. Sejumlah pengguna media sosial di Iran mengkritik kebijakan Presiden Raisi yang dinilai lambat melaksanakan program vaksinasi Covid-19.
Januari lalu, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, melarang impor vaksin buatan Amerika Serikat dan Inggris. Ia mengatakan vaksin-vaksin tersebut tidak dapat diandalkan.
Iran pun menyalahkan sanksi AS karena menghambat pembelian dan pengiriman vaksin Covid-19 dari negara lain. Meski demikian, makanan, obat-obatan, dan kebutuhan kemanusiaan lainnya sebenarnya terbebas dari sanksi AS.
Sementara itu, Presiden Raisi sendiri sudah menerima dosis pertama vaksin Covid-19 COVIran Barakat buatan dalam negeri. Pemberian vaksin itu disiarkan di depan umum pada Minggu (8/8).
Raisi mendesak para pejabat untuk mempercepat vaksinasi dan menggunakan “semua cara yang diperlukan” untuk menekan pandemi.
Selain mengandalkan produk sendiri, Iran juga menunggu donasi vaksin dari COVAX Facility, skema kerja sama pengadaan vaksin global di bawah naungan WHO.
(rds/has)