Tahap II, Kemenag Salurkan 4,6 Juta Bantuan Paket Data untuk Siswa Madrasah

Tahap II, Kemenag Salurkan 4,6 Juta Bantuan Paket Data untuk Siswa Madrasah

JAKARTA – Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Ditjen Pendidikan Islam, Kemenag kembali salurkan bantuan subsidi kuota internet untuk pembelajaran jarak jauh (PJJ) siswa madrasah.

Penyaluran tahap II ini diperuntukkan bagi 4,604,432 siswa madrasah, mulai dari jenjang Raudlatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), hingga Madrasah Aliyah (MA). Pada tahap I, bantuan paket data ini diberikan pada Mei 2021 kepada 3,829,151 siswa madrasah.

Baca juga: Singkirkan 14 Negara, Pelajar Indonesia Raih Emas di Ajang Internasional

“Banyak dari siswa madrasah tidak bisa melakukan pembelajaran hanya karena keterbatasan kuota internet, untuk itu kami salurkan bantuan subsidi kuota internet dalam rangka mendukung proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Madrasah secara maksimal,” kata Direktur KSKK Madrasah M Isom Yusqi dalam keterangan pers, Senin (9/8/2021).

Dalam kondisi darurat, kata Ishom, kegiatan pembelajaran tidak bisa berjalan secara normal seperti biasanya. Meski demikian, siswa madrasah harus tetap mendapatkan layanan pendidikan dan pembelajaran secara penuh melalui penerapan PJJ.

“Pemberian bantuan paket ini sebagai upaya meningkatkan layanan pendidikan pada masa pandemi,” tuturnya.

Untuk siswa RA, bantuan yang diberikan sebesar kuota 7 GB. Untuk siswa MI, MTs, dan MA sebesar 10 GB. Untuk guru sebesar 12 GB. Sedang mahasiswa dan dosen sebesar 15 GB. Bantuan kuota ini dikirimkan ke ponsel para penerima pada bulan Mei dan Juni 2021.

Baca juga: Lolos Program Beasiswa KL YES, Siswa SMA Pradita Dirgantara Sekolah ke Amerika

Isom mengaku ada beberapa kendala yang dihadapi selama proses penyaluran bantuan kuota internet untuk siswa madrasah. Pertama, masih banyak siswa yang belum mendapatkan manfaat dari program ini disebabkan keberadaan mereka pada area blank spot atau tidak terjangkau signal provider internet.

“Berapapun bantuan kuota Internet yang akan kita salurkan kepada mereka, tentunya tetap tidak bisa digunakan, jika tidak ada jangkauan signal,” ungkap Isom.

Kendala Kedua, masih ada madrasah yang berada pada wilayah yang tidak mendapatkan aliran listrik. Ketiga, tidak sedikit siswa madrasah belum memiliki dukungan perangkat pembelajaran yang memadai seperti handphone atau laptop.

Pandemi ini mengajarkan banyak hal untuk terus menghadirkan solusi alternatif dalam memberikan layanan pendidikan bagi seluruh siswa madrasah di tengah keterbatasan dan kesulitan yang ada. Pandemi juga mengajarkan untuk melakukan inovasi dengan menghadirkan program-program yang berkualitas guna meningkatkan kualitas pendidikan madrasah.

“Transformasi Digital pada pembelajaran merupakan sebuah keniscayaan, baik masih ada Pandemi Covid-19 atau tidak. Sehingga di masa yang akan datang kita sudah mampu mengembangkan Digitalisasi Pendidikan yang sistematik dan terukur,” pungkas Isom.

(mpw)

Scroll to Top