Malaysia Rekor Covid hingga WHO Serukan Tunda Booster Vaksin

Malaysia Rekor Covid hingga WHO Serukan Tunda Booster Vaksin

Jakarta, CNN Indonesia —

Sejumlah peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada Kamis (5/8). Mulai dari Malaysia rekor kasus Covid-19 dua hari beruntun hingga WHO minta seluruh negara tunda booster vaksin.

1. Malaysia Rekor Covid Dua Hari Beruntun, Tembus 20 Ribu Kasus

Malaysia kembali mencatat rekor kasus Covid-19 dengan 20.596 infeksi virus corona dalam 24 jam terakhir hingga hari ini, Kamis (5/8).

Dengan demikian, Malaysia mencetak rekor kasus Covid-19 dalam dua hari beruntun setelah melaporkan 19.819 infeksi corona baru kemarin, Rabu (4/8).

Sebagaimana dilansir Malay Mail, Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah, mengatakan bahwa wilayah penyumbang kasus baru tertinggi adalah Klang Valley.

Menurut Noor Hisham,Klang Valley menyumbang setengah dari jumlah kasus harian kali ini, disusul Selangor dengan 8.5419 kasus, Kuala Lumpur dengan 2.163 kasus, dan Kedah dengan 1.446 kasus.

2. Balas Serangan Roket, Jet Tempur Israel Gempur Milisi Libanon

Sejumlah jet tempur Israel meluncurkan serangan udara ke wilayah yang diyakini menjadi situs peluncuran dan infrastruktur kelompok milisi di Libanon, Kamis (5/8) pagi.

Gempuran itu dilakukan militer Israel sebagai balasan lebih lanjut atas serangan roket yang menghantam negara Zionis tersebut sehari sebelumnya.

“Sejumlah jet tempur menyerang situs peluncuran dan infrastruktur yang digunakan kelompok teror di Libanon untuk meluncurkan roket,” bunyi pernyataan militer Israel seperti dikutip Reuters.

Militer Israel menuturkan jet tempur mereka juga turut menggempur beberapa target tambahan yang menjadi situs penembakan roket terhadap wilayah mereka di masa lalu.

3. WHO Minta Seluruh Negara Tunda Booster Vaksin Covid-19

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta seluruh negara melakukan moratorium penyuntikan dosis penguat (booster) vaksin corona (Covid-19) hingga akhir September mendatang.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan alasan moratorium itu harus dilakukan sampai paling tidak sekitar sepuluh persen penduduk di setiap negara sudah disuntik vaksin corona.

“Saya memahami keinginan pemerintah di seluruh negara untuk melindungi penduduknya dari varian Delta. Namun, kami tidak bisa menerima ada negara yang tidak kebagian vaksin karena digunakan untuk itu (booster),” kata Tedros dalam jumpa pers di markas WHO di Jenewa, Swiss, seperti dilansir Reuters, Rabu (4/8).

(dea)

[Gambas:Video CNN]


Scroll to Top