Suara.com – Jumlah perokok di dunia terus naik dan mencapai angka tertinggi sejak 2019. Tercatat ada 1,1 miliar perokok di seluruh dunia dan menyebabkan hampir 8 juta kematian akibat kebiasaan tak sehat tersebut.
Penelitian terbaru menemukan meski pengguna tembakau melambat dalam 10 tahun terakhir, namun pertumbuhan populasi yang bertambah mengakibatkan peningkatan jumlah perokok.
“Negara-negara memiliki peluang yang jelas dan mendesak untuk mengeluarkan kebijakan yang kuat dan ilmiah untuk mempercepat penurunan prevalensi merokok dan meraup manfaat kesehatan bagi warganya,” tulis laporan penelitian tersebut.
Hasil studi tersebut dipublikasikan dalam The Lancet dengan data 204 negara dan wilayah sebagai bagian dari studi Global Burden of Diseases 2019.
Baca Juga:
Perokok di Seluruh Dunia Capai 1,1 Miliar Orang, Indonesia Masuk 10 Besar
Para peneliti menyoroti tiga pola yang penting, termasuk kemajuan kecil yang dicapai negara-negara seperti China dan Indonesia dengan populasi besar dan prevalensi perokok berat, peningkatan jumlah perokok dari waktu ke waktu karena pertumbuhan populasi, dan kemajuan yang melambat.
Menurut para peneliti, ada sepuluh negara yang menyumbang hampir dua pertiga dari jumlah perokok global. Yakni, China, India, Indonesia, Amerika Serikat, Rusia, Bangladesh, Jepang, Turki, Vietnam, dan Filipina.
Terlebih lagi, 30 persen dari semua perokok di seluruh dunia tinggal di China pada 2019, menurut penelitian tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perokok memulai kebiasaan itu antara usia 14-25 tahun. Kondisi tersebut makin mempertegas perlunya pencegahan merokok pada populasi usia muda.
“Tidak seperti faktor risiko lain, seperti obesitas, diet, dan hipertensi, jika seseorang tidak menjadi perokok tetap pada usia 25 tahun, maka mereka tidak mungkin menjadi perokok,” tertulis dalam laporan penelitian tersebut.
Baca Juga:
Pemerintah Disebut Sedang Melakukan Kejahatan Ekonomi Terhadap Petani Tembakau
Salah satu penulis senior dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), University of Washington Profesor Emmanuela Gakidou mengatakan bahwa merokok merupakan faktor risiko utama yang mengancam kesehatan setiap orang di seluruh dunia. Tetapi sayangnya pengendalian tembakau tidak merata di banyak negara.