Tekad Aldo Kaligis sudah bulat untuk tetap pergi ke Costa Rica demi melanjutkan studi S2 meski kondisi pandemi Covid-19 di Costa Rica tidak lebih baik dari Indonesia.
Sebelum pergi, Aldo sudah paham bahwa kemungkinan dirinya bisa pulang saat Ramadan dan merayakan Hari Raya Idul Fitri tahun ini bersama ibu dan adiknya sangat kecil. Selain karena pandemi, Aldo memang tak akan pulang meski ada kesempatan.
“Pertama, karena studi saya masih berlanjut. Di sini bulan puasa dan lebaran pun tidak libur. Kedua, kalau saya pulang, saya takut membawa virus bagi keluarga saya” kata Aldo saat bercerita kepada CNNIndonesia.com pada Senin (3/5).
Mahasiswa University of Peace itu mengaku cukup rindu suasana Ramadan dan Lebaran di Indonesia, apalagi tak ada masjid di kota tempat ia tinggal, Ciudad Colon, yang terletak sekitar 20 kilometer dan Ibu Kota San Jose.
Selain itu, Aldo mengatakan bahwa hanya ada empat orang Muslim di kampus naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa itu, termasuk dirinya. Karena itu, ia tak punya rencana kegiatan khusus untuk merayakan hari Lebaran tahun ini.
“Selama Ramadan, tidak ada salat tarawih, apalagi gema takbir saat Lebaran nanti, meski kata teman-teman di sini ada masjid di San Jose. Jadi, paling saya dan teman Muslim akan masak-masak saja,” tutur Aldo.
Ia kemudian berkata, “Selain itu, di Costa Rica juga tidak ada Kedutaan Besar RI. KBRI terdekat ada di Panama.”
Selain itu, menurut Aldo, kondisi pandemi corona di Costa Rica yang masih mengkhawatirkan membuat acara berkumpul merayakan Idul Fitri semakin mustahil.
Pemerintah Costa Rica, katanya, juga tengah menerapkan aturan penguncian wilayah (lockdown) hingga 10 Mei mendatang sebagai upaya meredam penularan corona.
Sama seperti di kebanyakan negara, kondisi pandemi corona di Costa Rica juga sedang kacau. Menurut Aldo, angka penularan Covid-19 baru terus mencetak rekor setiap hari. Pada akhir pekan lalu, angka penularan corona harian mencapai 2.500 kasus dalam 24 jam.
“Di sini kasus corona juga lagi tinggi-tingginya. Mungkin karena kondisinya hampir sama kayak di Indonesia ya, orang-orang masih banyak yang malas pakai masker. Tapi, warga di sini setidaknya patuh dengan aturan karantina dan lockdown,” ujar Aldo.
Aldo juga mengatakan aturan transportasi publik di Costa Rica tidak terlalu baik. Banyak warga yang tidak patuh protokol kesehatan saat menggunakan transportasi publik.
“Tapi, syukur karena cukup banyak kemiripan dengan kondisi di Indonesia, saya tidak terlalu mengalami culture shock,” kata Aldo.
Costa Rica sendiri merupakan salah satu negara Amerika Tengah yang berbatasan langsung dengan Nicaragua dan Panama.
Negara hampir seluas Pulau Maluku itu merupakan salah satu negara paling bahagia berdasarkan rata-rata usia harapan hidup penduduk yang mencapai 79 tahun-salah satu yang paling tinggi di dunia.
Aldo pun bersyukur karena warga lokal di Costa Rica seperti di Indonesia, sangat ramah, sehingga ia tak merasa kesulitan selama pandemi.
“Warga lokal ramah, makanan juga enak. Mereka pun gunakan rempah-rempah di sini untuk memasak meski tidak ada makanan pedas dan tidak ada sambal-cukup membuat saya tersiksa,” kata Aldo bercanda.
(rds/has)