Pesawat luar angkasa buatan NASA yang mengikuti salah satu asteroid besar terdekat Bumi bernama Bennu dijadwalkan kembali ke Bumi sambil membawa sampel batu dan debu untuk penelitian.
NASA menjelaskan pada Selasa (11/5), wahana yang dinamakan Origins, Spectral Interpretation, Resource Identification, Security, Regolith Explorer (OSIRIS-REx) ini telah mengeluarkan tenaga penuh selama tujuh menit pada Senin (10/5), untuk menjauhi Bennu dengan kecepatan nyaris 1.000 km per jam menuju Bumi yang diperkirakan butuh waktu 2,5 tahun.
OSIRIS-REx tiba di Bennu pada 3 Desember 2018 kemudian mengikutinya untuk melakukan serangkaian misi dan penelitian. Pesawat yang sudah mendapatkan sekitar 60 gram material permukaan Bennu itu diestimasikan sampai di Bumi pada 24 September 2023.
NASA menjelaskan OSIRIS-REx akan memanfaatkan daya dorong mesin untuk mengitari matahari di dalam orbit Venus. Setelah mengitari matahari sebanyak dua kali lalu menuju Bumi, kapsul yang berisi sampel permukaan Bennu akan dilepas dari pesawat, kemudian memasuki atmosfer Bumi.
Parasut kapsul dikatakan bakal membantu pendaratan yang ditargetkan di Utah Test and Training Range.
“Tim menghadapi tantangan, dan sekarang kami memiliki bagian primordial dari tata surya kita menuju kembali ke Bumi di mana banyak generasi peneliti dapat membuka rahasianya,” kata associate administrator untuk science NASA, Thomas Zurbuchen.
Dikutip dari Reuters, OSIRIS-REx dilaporkan mendarat pertama kali di permukaan Bennu pada 2018. Pesawat ruang angkasa itu menemukan jejak molekul hidrogen dan oksigen yang berada di permukaan batuan asteroid.
NASA mengatakan sampel akan didistribusikan ke laboratorium penelitian di seluruh dunia. Namun 75 persen sampel akan disimpan di Johnson Space Center untuk dipelajari dengan teknologi yang belum pernah dibuat.
OSIRIS-REx dibuat dengan biaya mencapai US$800 juta atau senilai Rp11,3 triliun, dibangun oleh Lockheed Martin dan dirilis pada 2016.
Peluncuran pesawat itu untuk mengambil dan mengembalikan sampel AS pertama dari asteroid.
Sebelumnya, misi mengambil dan mengembalikan sampel asteroid telah dilakukan oleh Jepang. Negara itu merupakan satu-satunya yang berhasil menjalankan misi eksplorasi asteroid Hayabusa.
(can/fea)