Israel mengonfirmasi delapan kasus varian virus corona yang pertama kali diidentifikasi di India.
Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Israel Hezi Levy mengatakan tujuh kasus di antaranya berasal dari orang yang baru tiba dari luar negeri.
Meski demikian dia meyakini bahwa vaksin Pfizer/BioNTech bisa efektif melawan varian baru virus itu.
“Kelihatannya vaksin Pfizer berkhasiat melawan, meskipun kemanjurannya berkurang,” kata Hezi Levy, Selasa (20/4) seperti dikutip dari Reuters.
Kementerian Kesehatan tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai penelitian varian virus corona India itu.
Israel, negara dengan populasi 9,3 juta penduduk telah memvaksinasi penuh sekitar 81 persen warga atau penduduk di atas usia 16 tahun. Infeksi Covid-19 dan rawat inap dilaporkan menurun tajam setelah program vaksinasi nasional berjalan.
Akhir pekan lalu, warga Israel merayakan kesuksesan vaksinasi Covid-19dengan turun ke jalan tanpa masker.
Aksi pada Minggu (18/4) dilakukan untuk menandai tonggak bersejarah setelah negara itu berhasil memvaksinasi setengah warga negara.
Saat ini sejumlah negara tengah mengkhawatirkan penyebaran varian baru virus corona yang berasal dari India.
Inggris dan Irlandia tengah menyelidiki varian tersebut setelah mendeteksinya di dalam perbatasan mereka.
Inggris melaporkan temuan 77 kasus dari satu varian baru yang pertama kali ditemukan diIndia itu. Mereka menggelar penyelidikan untuk menentukan varian baru ini mengkhawatirkan atau tidak.
The Irish Times melaporkan bahwa varian baru corona itu bernama B.1.617 yang dapat bermutasi ganda. Varian ini disebut-sebut sebagai penyebab kemunculan gelombang kedua Covid-19 di India.
(dea)