Review Film: Amazon Bullseye

Review Film: Amazon Bullseye


Jakarta, CNN Indonesia

Mempertemukan kembali dua bintang dan penulis naskah Extreme Job jelas menghadirkan ekspektasi tinggi sejak sebelum menonton. Terlebih lagi, hal tersebut pula yang ditekankan dalam promosi film Amazon Bullseye.

Amazon Bullseye merupakan film komedi Korea terbaru yang dibintangi Ryu Seung-ryong, Jin Sun-kyu dan penulis Bae Se-young setelah ketiganya terlibat dalam Extreme Job, film komedi terlaris sepanjang sejarah sinema Korea.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayangnya, ekspektasi tinggi itu pupus ketika mulai menyaksikan film tersebut. Amazon Bullseye sesungguhnya penuh dengan bintang yang sangat familier dengan genre komedi.

Dimulai dari dua pemeran utamanya, Ryu Seung-ryong, Jin Sun-kyu, ada pula Yeom Hye-ran (Prison Playbook), Jeon Seok-ho (Miss & Mrs. Cops), serta Go Kyung-pyo (6/45)


Namun, nama-nama itu tak bisa sepenuhnya menolong penceritaan Amazon Bullseye yang kurang sehingga kelucuan dalam film komedi ini serba nanggung.

Amazon Bullseye sesungguhnya memiliki semua yang diperlukan untuk bisa membuatnya menjadi film komedi yang benar-benar lucu, mulai dari tim kreatif di belakang layar hingga para bintangnya. 

[Gambas:Video CNN]

Terlebih lagi, Bae Se-young menyempilkan sedikit ‘Extreme Job’ di awal yang menjadi hook bagi penonton.

Namun pada pengembangannya, kelucuan dalam film ini seperti dipaksakan.

Paruh pertama film ini seperti dikhususkan untuk komedi. Kelucuannya pun seperti bergantung pada situasi Jin-bong (Ryu Seung-ryong) ketika terdampar di tengah pedalaman Amazon dan bertemu warga lokal di sana.

Tim kreatif bersama sutradara pun seolah ingin meningkatkan humor dalam Amazon Bullseye dengan menggambarkan banyak bentrokan budaya ketika atlet asal suku asli Boledor, Iva (Luan Brum), Sika (Igor Pedroso), dan Walbu (J.B Oliveira), bersama Bbang-sik (Jin Sun-kyu) tiba di Korea Selatan.

Adegan-adegan Iva cs saat beradaptasi dengan kehidupan kota modern dan teknologi seperti bisa diprediksi, dan formula yang sama digunakan berulang-ulang sehingga terasa jadi terlalu familier hingga canggung.

Sementara itu, paruh kedua film ini dipenuhi dengan formula banyak film olahraga mengenai jerih lelah persiapan ikut pertandingan, rivalitas hingga nasionalisme, serta momen-momen yang menyentuh hati.

Chemistry para aktor Brasil, terutama bersama Jin Sun-kyu, menjadi spotlight pada bagian ini dengan tingkah yang menghadirkan tawa dengan sedikit heartwarming.

Film Korea Amazon Bullseye (2024). (CJ ENM via KOFIC)Review film Amazon Bullseye: Unsur komedi film ini banyak bergantung pada bentrokan budaya dan proses adaptasi warga Boledor saat di Korea. (CJ ENM via KOFIC)

Di sisi lain, Amazon Bullseye juga sebenarnya memiliki potensi sebagai sarana kritik sosial, terkait perhatian pemerintah terhadap mantan atlet nasional serta lingkungan.

Sedari awal, penonton sudah diperlihatkan kehidupan Jin-bong yang berada di ujung tanduk padahal ia sempat menjadi atlet nasional penyumbang medali untuk negara.

Kemudian persoalan nasib mengkhawatirkan dari tanah leluhur atau masyarakat adat imbas penambangan yang sebenarnya jadi isu dalam film ini.

Kedua hal itu sesungguhnya bisa terhubung dengan penonton global karena dapat dengan mudah ditemukan di banyak negara selain Korea Selatan, salah satunya Indonesia.

Sayangnya, dua isu tersebut dihadirkan sekadarnya untuk bisa menghubungkan karakter Jin-bong dan panahnya ke masyarakat Boledor.

[Gambas:Youtube]

Pada akhirnya, Amazon Bullseye bisa menjadi salah satu judul yang bisa dipertimbangkan apabila membutuhkan tontonan ringan. Meski eksekusi guyonannya tak terlalu berhasil, film ini masih tetap menghibur terutama usai menjalani hiruk pikuk kehidupan.

Amazon Bullseye tayang sejak 13 November di bioskop Indonesia.

(chri/chri)

Scroll to Top