loading…
Masjid Agung Al-Azhar merupakan masjid besar di Jakarta yang berlokasi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Foto: Dok SINDOnews
Masjid terkenal ini memiliki sejarah panjang di Indonesia. Melansir laman resmi Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar, masjid dibangun oleh Yayasan Pesantren Islam atau YPI pada 19 November 1953.
Pembangunan masjid di atas tanah yayasan seluas 43.775 meter persegi. Setelah 5 tahun dibangun, Masjid Agung Al-Azhar rampung dan bisa langsung digunakan.
Baca juga: Cerita di Balik Nama Masjid Agung Al Azhar Jakarta
Terdapat 2 lantai di Masjid Agung Al-Azhar. Lantai pertama memiliki ruang serbaguna untuk berbagai acara seperti pertemuan hingga resepsi pernikahan. Kemudian, ruang utama masjid berada di lantai 2.
Usul punya usul ternyata Al-Azhar bukanlah nama pertama yang disandang masjid ini. Pada awal pembangunannya, masjid ini lebih dikenal dengan nama Masjid Agung Kebayoran.
Nama Al-Azhar diberikan langsung Rektor Universitas Al-Azhar Mesir Mahmoud Syaltout yang saat itu berkunjung ke masjid tersebut.
Berdiri di kawasan elite, keberadaan Masjid Agung Al-Azhar mampu menjawab kebutuhan umat muslim di wilayah tersebut. Pada tahun 1950-an, Presiden Soekarno menjadikan Kebayoran Baru sebagai salah satu kawasan elite di Jakarta dengan konsep permukiman mewah lengkap dengan berbagai fasilitas di dalamnya.
Ketika itu, salah satu permintaan masyarakat yang banyak disuarakan adalah kehadiran masjid sebagai tempat ibadah bersama. Setelah masjid berdiri, Haji Muhammad Abdul Karim atau Buya Hamka tercatat sebagai imam besar pertama Masjid Agung Al-Azhar.
Pemprov DKI Jakarta pun resmi menjadikan Masjid Agung Al-Azhar sebagai cagar budaya nasional pada 19 Agustus 1993.
Pada Ramadan 2023 ini, pengurus Masjid Agung Al-Azhar menyiapkan 700 kantong takjil setiap harinya bagi jemaah yang ingin berbuka puasa di masjid. Takjil dibagikan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar masjid. Pengelola masjid juga menggelar salat tarawih dengan kapasitas 1.500 jemaah.
(jon)