Jakarta, CNN Indonesia —
CEO IBM, Arvind Krishna menyebut, kecerdasan buatan (AI) berpotensi menggantikan pekerja kantoran. Ia mengungkapkan, AI saat ini sudah dalam tahap yang agresif untuk mencapai hal tersebut.
“Saya kira (praktek penggunaan AI) itu sudah di sini dan sekarang. Kita kekurangan pekerja di dunia nyata dan itu karena masalah demografi yang sedang dihadapi dunia,” kata Krishna dalam wawancara dengan Financial Times seperti dikutip Fortune.
Krishna mengatakan, kemunculan masalah tersebut merupakan momentum yang pas untuk memanfaatkan AI. “Jadi, mungkin kita bisa menemukan alat yang dapat menggantikan beberapa pekerja, dan saat ini itu (hal) bagus,” katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Krishna menambahkan beberapa sektor yang bisa segera digantikan AI adalah customer service, HRD, dan posisi yang berkaitan dengan keuangan serta kesehatan.
Menurut Krishna, pekerjaan di bidang kesehatan dan keuangan adalah “pekerjaan reguler” yang tidak lagi harus dilakukan oleh manusia. “Setumpuk pekerjaan di bidang tersebut bisa diautomatisasi menggunakan teknik ini,” kata Krishna.
Lebih lanjut, Krishna mengungkapkan, AI juga akan dapat mampu mengatur hal seperti “penemuan obat atau mencoba menyelesaikan masalah kimiawi”
Tak hanya itu, di bidang personalia (HRD), Krishna menilai AI dapat melakukan 90 persen pemrosesan data yang dibutuhkan untuk “mempromosikan, merekrut, dan memindahkan karyawan” meski penentuannya masih akan ditangani oleh manusia.
“Ada ratusan proses tersebut di setiap perusahaan. Jadi, saya kira pekerjaan kerah putih akan dapat digantikan oleh mereka (AI)” katanya.
Di bidang pelayanan pelanggan, Krishna mengungkapkan, AI dapat “menghasilkan jawaban yang jauh lebih baik dengan biaya yang hanya separuhnya”.
Senada dengan Krishna, Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komputasi dan Informasi di Rochester Institute of Technology, Pengcheng Shi juga menyebutkan pekerjaan kantoran bidang keuangan bisa terhapus akibat AI.
“Sisi perdagangan, bahkan di bank investasi, orang-orang dipekerjakan dari perguruan tinggi dan menghabiskan dua-tiga tahun untuk bekerja seperti robot dan melakukan pemodelan Excel. Itu bisa dilakukan oleh AI dan lebih cepat,” kata dia.
Dikutip dari The Register, IBM sendiri telah memiliki komputer super yang ditenagai AI bernama Vela. Sistem yang berada di dalam IBM Cloud tersebut telah digunakan sejak Mei tahun lalu dan bertujuan untuk mengembangkan serta melatih model AI skala besar.
Saat ini, penggunaan Vela masih terbatas di lingkungan IBM Research Community. IBM mengatakan, mereka memilih sistem ini karena dapat memberikan fleksibilitas luar biasa untuk melakukan peningkatan yang dibutuhkan.
Selain itu, sistem itu juga dapat menerapkan infrastruktur yang sama di semua pusat data IBM Cloud di seluruh dunia.
(lth)