Mahasiswa UPER Kembangkan Aplikasi Skrining Diabetes Berbasis Kecerdasan Buatan

Mahasiswa UPER Kembangkan Aplikasi Skrining Diabetes Berbasis Kecerdasan Buatan

Mahasiswa UPER Kembangkan Aplikasi Skrining Diabetes Berbasis Kecerdasan Buatan

loading…

Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro, Universitas Pertamina (UPER) berhasil mengembangkan platform purwarupa bernama DIA-BEAT. Foto/Dok/Humas UPER

JAKARTA – Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro, Universitas Pertamina (UPER) berhasil mengembangkan platform purwarupa bernama DIA-BEAT. Platform berbasis web dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelegen/AI) ini dapat digunakan untuk mendeteksi (skrining) dini diabetes tipe-1.

Diabetes tipe 1 diakibatkan oleh ketidakmampuan pankreas dalam memproduksi insulin. Umumnya diabetes tipe 1 yang sudah komplikasi akan turut mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah di bagian mata.

Baca juga: Penerimaan Mahasiswa Baru PTKIN Resmi Diluncurkan, Catat Jadwal Lengkapnya

Pemeriksaan awal pada penderita diabetes tipe 1 dilakukan melalui tes pengambilan darah di laboratorium, serta pemeriksaan retina dan saraf mata.

Inovasi karya 3 mahasiswa UPER Fadhlan Adha, Sukri Alfian dan Ahmad Fauzi, membuat skrining cukup melalui pemeriksaan mata yang bisa dilakukan sendiri. Mudah, dengan hasil pemeriksaan yang cepat dan akurat.

“Melalui platform DIA-BEAT, masyarakat bisa melakukan skrining mata normal atau bergejala diabetes. Pengguna hanya perlu membuka aplikasi DIA-BEAT, mengunggah gambar mata, dan melakukan skrining mata. Jika ditemukan bintik putih, pembuluh darah yang tidak beraturan, atau bercak darah pada area mata, maka hal tersebut terindikasi diabetes,” jelas Fadhlan dalam keterangan pers, Minggu (22/1/2023).

Baca juga: Prodi S2 Ilmu Kimia FMIPA UI Raih Akreditasi Internasional RSC

Ia menambahkan, jika terindikasi menderita diabetes tipe 1, maka pengguna akan diminta untuk mengurangi asupan gula, berolahraga, dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Hasil rekomendasi skrining dapat diunduh dan dikirimkan ke email pengguna.

Dr. Eng. Muhammad Abdillah sebagai dosen pembimbing memaparkan bahwa akurasi hasil deteksi diabetes melalui DIA-BEAT mencapai 99 persen. “Program aplikasi tersebut cukup akurat untuk deteksi. Sehingga ke depan dapat dikembangkan melalui kerja sama dengan rumah sakit di Indonesia untuk mendapatkan data lebih banyak. Agar meningkatkan akurasi hasil pemeriksaan DIA-BEAT,” ujarnya.

Inovasi ini membawa Fadhlan dkk menyabet gelar juara ketiga di gelaran acara Indonesia Artificial Intelligence Research Consortium (IARC) Hackathon 2023. Kompetisi ini merupakan program akselerasi strategi nasional dalam menerapkan AI di Indonesia.

Scroll to Top