Senin, 10 Oktober 2022 – 18:00 WIB
Tim TGIPF datang menemui korban serta saksi Tragedi Kanjuruhan. Foto: Dok Pri Noufal for JPNN.com
jatim.jpnn.com, SURABAYA – Korban luka tragedi Kanjuruhan Malang masih mengeluhkan sejumlah gangguan kesehatan meskipun sudah 10 hari berlalu setelah insiden tersebut.
Keluhan yang banyak dirasakan, yakni mata merah dan sesak napas.
Kondisi itu pun dikonfirmasi anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan Anton Sanjoyo dan Akmal Marhali saat ditemui di Kantor KNPI Kota Malang yang menjadi pusat pelaporan korban Aremania.
Akmal mengungkapkan pihaknya sempat bertemu dengan para saksi dan korban dalam tragedi yang terjadi pada 1 Oktober lalu.
TGIPF pun mendapatkan sejumlah alat bukti penting, seperti rekaman CCTV dan selongsong peluru dari gas air mata.
“Itu nantinya akan menguatkan dan mempertajam analisis kami sehingga Tragedi Kanjuruhan dapat kami ungkap secara menyeluruh dan independen,” ucap Akmal.
Dia juga menyatakan dampak gas air mata pada korban sampai sekarang masih ada seperti sesak napas dan mata merah.
“Mata korban merah kehitaman dan ada yang sesak napas,” tuturnya.
TGIPF berhasil mengamankan pula sejumlah barang bukti penting, seperti selongsong peluru gas air mata yang ditembakkan dalam tragedi Kanjuruhan
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News