Uni Eropa menilai keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memobilisasi pasukan secara parsial menunjukkan rasa putus asanya di tengah kemunduran tentara Moskow di Ukraina.
“Ini merupakan bukti lain bahwa Putin tak tertarik dengan perdamaian, tetapi tertarik mengeskalasi agresi perangnya. Ini merupakan tanda lain dari rasa putus asanya akan bagaimana agresi [Rusia] berlangsung di Ukraina,” kata juru bicara Uni Eropa Peter Stano pada Rabu (21/9), dikutip dari AFP.
Selain membahas mobilisasi Rusia, Stano juga menyoroti dorongan referendum gerakan pro-Rusia untuk mencaplok sejumlah wilayah Ukraina.
Stano berjanji Uni Eropa bakal memberikan “konsekuensi” kepada Rusia. Namun, ia menolak memberikan detail terkait konsekuensi tersebut.
Uni Eropa juga mengaku tak bakal mengakui “referendum palsu dan ilegal” yang dibuat Kremlin di Ukraina.
Selain itu, Uni Eropa turut menegaskan dukungan mereka ke Ukraina.
“Ukraina bertarung secara sah, membela diri untuk menyelamatkan negaranya,” tutur Stano lagi.
Sebagaimana dilansir AFP, Putin mengumumkan bakal memobilisasi pasukan Rusia kala posisi Kremlin di Ukraina semakin terdesak.
Namun, setelah Putin menyampaikan informasi tersebut, penerbangan untuk keluar dari Rusia “buru-buru” dipesan oleh sejumlah warga.
Berdasarkan data di situs Aviasales, penerbangan langsung di sejumlah kota di negara-negara bekas Uni Soviet, seperti Armenia, Georgia, Azerbaijan, dan Kazakhstan, terjual habis pada hari ini.
Tak hanya itu, maskapai Turkish Airlines mengatakan penerbangan ke Istanbul juga telah penuh dipesan sampai Sabtu (24/9).
Penerbangan maskapai AirSerbia ke Belgrade juga baru tersedia pada Senin (26/9).
(pwn/bac)