Anggota DPR dari fraksi PDIP Adian Napitupulu membeberkan sejumlah perbandingan data infrastruktur selama dua periode masa pemerintahan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Demikian Adian sampaikan merespons pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mengklaim 70-80 persen infrastruktur pada pemerintahan Jokowi merupakan proyek SBY sehingga Jokowi hanya kebagian gunting pita.
Adian mengaku kasihan kepada AHY lantaran salah menyampaikan data di depan publik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Klaim AHY itu sebelumnya disampaikan saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat tahun 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Kamis (15/9).
“Saran untuk teman teman di Partai Demokrat, tolong jangan jerumuskan AHY. Kan kasihan sudah sewa tempat mahal, bicara di hadapan 3.000 kader, pakai sound system ribuan watt, diliput banyak media. Eh, data yang disampaikan salah total,” kata Adian melalui keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Minggu (18/9).
Adian juga menyinggung nasib AHY yang memutuskan berhenti dari TNI pada usia muda, kemudian gagal menjadi Gubernur DKI Jakarta, dan justru sekarang malah menyampaikan data infrastruktur yang menurutnya tidak valid.
Adian kemudian mencoba membuktikan klaim AHY melalui parameter tiga jenis infrastruktur pada zaman pemerintahan SBY dan Jokowi. Sebagai alat ukur awal kapan pembangunan, ia menggunakan dari tahap konstruksi infrastruktur dimulai.
Pertama, jalan tol. Adian menyebut jalan tol yang dibangun pada era SBY periode 2005 hingga 2014 mulai dari konstruksi hingga gunting pita total 189,2 kilometer. Sementara jalan tol yang dimulai konstruksinya di pemerintahan SBY dan dirampungkan pada era pemerintahan Jokowi total ada 222 kilometer.
“Kalau total panjang jalan tol yang dimulai era Jokowi tahun 2015 hingga nanti 2023 total sepanjang 2.290 kilometer,” jelas Adian.
Kedua, bandara. Ia mengatakan hingga akhir 2014 SBY menyelesaikan 24 Bandara yang sebagian besar sudah dikerjakan oleh Presiden sebelum SBY.
Dengan demikian, SBY menurutnya hanya meneruskan sebagian proyek bandara dan tinggal gunting pita atau dapat dikatakan bukan membangun seluruhnya dari awal.
Adian melanjutkan, bandara yang groundbreaking nya dilakukan SBY namun akhirnya diselesaikan Jokowi jumlahnya ada tujuh Bandara yaitu Kertajati, Tebelian, Muara Teweh, Buntu Kunik, Morowali, Miangas, dan Namniwel.
“Adapun Bandara yang konstruksinya di mulai oleh Jokowi sejak 2015 dan akan selesai 2023 total ada 31 Bandara,” kata dia.
Ketiga, bendungan. Adian menyebut beberapa bendungan yang dimulai konstruksinya pada 2014 atau beberapa bulan sebelum masa jabatan SBY berakhir, seperti bendungan Teritip, Raknamo, Logung, Gondang dan Pidekso. Menurutnya SBY hanya sempat melakukan seremoni peletakan batu pertama.
Sementara klaim bendungan yang menurut SBY berperan cukup besar kendati tak sampai rampung menurut Adian hanya 13 bendungan saja, dan proses penyelesaian dikerjakan selama pemerintahan Jokowi.
“Orang mungkin bertanya, berapa bendungan yang konstruksinya dibangun Jokowi dan selesai di era periode Jokowi?. Dalam data saya, dari 2015 hingga nanti 2023 total ada 39 Bendungan sementara empat lagi diresmikan tahun 2025, bonus bagi pemerintahan berikutnya,” lanjut Adian.
Adian lantas berharap tiga data perbandingan jenis infrastruktur yang telah ia beberkan dapat menjadi cukup bukti bahwa klaim AHY sebelumnya tidak benar.
Ia juga meminta AHY menghubungi dirinya apabila masih tidak puas dengan data infrastruktur pemerintahan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
“Atau kalau AHY tertarik saya juga bisa sampaikan data terkait seribu lebih unit Rusun yang karena mangkrak lalu jadi seram, tapi bisa sukses untuk tempat shooting Pengabdi Setan. Atau mungkin masih butuh data Hambalang juga? perlu?,” pungkasnya.
(khr/DAL)