Aktivis HAM Tolak Pangeran MbS Beri Penghormatan untuk Ratu Elizabeth

Aktivis HAM Tolak Pangeran MbS Beri Penghormatan untuk Ratu Elizabeth

Jakarta, CNN Indonesia

Rencana Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) mendarat di London untuk memberikan penghormatan kepada Ratu Elizabeth II telah dikutuk oleh Hatice Cengiz dan pembela hak asasi manusia (HAM) lain.

Mengutip The Guardian, Sabtu (17/9), Cengiz merupakan tunangan Jamal Khashoggi, seorang jurnalis Saudi yang dibunuh dan dipotong-potong oleh agen Saudi di Konsulat Istanbul pada 2018 lalu.

Cengiz berharap Pangeran Mohammed ditangkap ketika menginjakkan kaki di London, karena diyakini terlibat pembunuhan tersebut. Namun, ia ragu hal itu akan dilakukan oleh pihak kepolisian Inggris.

Sebuah sumber The Guardian mengatakan, Pangeran Mohammed akan melakukan perjalanan ke Inggris untuk menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Ratu Elizabeth II. Tapi, belum ada konfirmasi apakah Pangeran Mohammed akan menghadiri upacara pemakaman di Westminster Abbey.

Sementara itu, berdasarkan laporan intelijen AS menemukan bahwa operasi untuk membunuh atau menculik Khashoggi disetujui oleh Pangeran MbS.

“Meninggalnya sang ratu adalah peristiwa yang benar-benar menyedihkan. Putra mahkota seharusnya tidak diizinkan untuk menjadi bagian dari duka ini dan tidak diizinkan untuk menodai ingatannya dan menggunakan waktu berkabung ini untuk mencari legitimasi dan normalisasi,” ucap Cengiz.

Tak hanya Cengiz, informasi yang menyatakan Pangeran Mohammed bin Salman akan melakukan perjalanan pertama ke London sejak 2018 juga menimbulkan kekecewaan di benak beberapa orang Saudi di pengasingan.

Salah satunya Abdullah Alaoudh, seorang pembangkang Saudi yang berbasis di Washington sekaligus Direktur Penelitian Dawn.

Dawn adalah sebuah organisasi nirlaba yang didirikan oleh Khashoggi. Organisasi itu mempromosikan demokrasi di Timur Tengah.

Alaoudh mengatakan, perjalanan Pangeran Mohammed ke Inggris terjadi ketika Saudi sedang menindak lebih keras lagi kepada pembela hak asasi manusia di dalam negeri.

Baru-baru ini, Saudi menangkap seorang mahasiswa PhD di Universitas Leeds bernama Salma al-Shehab. Ia dijatuhi hukuman 34 tahun penjara karena menggunakan Twitter.

(aud/wiw)

[Gambas:Video CNN]


Scroll to Top