Bantuan langsung tunai (BLT) BBM di Klaten, Jawa Tengah mulai dicairkan. Namun, terdapat warga yang sudah meninggal dunia masih masuk daftar penerima BLT BBM.
“Di desa saya, orang yang sudah meninggal namanya masih muncul by name by address-nya (BNBA),” kata Kepala Desa Demak Ijo, Kecamatan Karangnongko, Ery Karyanto seperti dikutip Detik.com, Rabu (14/9).
Ery mengatakan data tersebut baru diketahui saat pencairan sehingga langsung ditanyakan ke pihak PT Pos. Kemudian dari kantor Pos menyatakan BLT BBM itu bisa dicairkan dengan membawa KK dan KTP almarhum.
“Bisa dicairkan bawa KK dan KTP yang meninggal, kalau masih ada, dan KK dan KTP yang ambil. Misalnya yang ambil anaknya, kan nama ayah atau ibu yang meninggal masih ada, jadi yang mengambil ahli waris,” ujarnya.
Di desanya, kata Ery, juga ada almarhum yang nomor induk kependudukannya (NIK) sudah hilang. Karena NIK-nya tidak ada dalam data kependudukan, BLT BBM itu dikembalikan ke PT Pos.
“Ada juga yang dikembalikan. Karena nama masih muncul tapi KK, KTP, dan NIK sudah hilang serta sudah membuat akta kematian. Yang bisa dicairkan hanya yang meninggal sebulan ini, yang belum membuat akta kematian,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Desa Jogosetran, Kecamatan Kalikotes, Priyadi mengungkapkan kondisi yang sama. Di desanya ada dua warga sudah meninggal masuk daftar penerima BLT.
“Ada dua kemarin. Bantuan diserahkan ke ahli waris,” kata Priyadi saat dihubungi.
Menurut Priyadi, dalam data BLT BBM yang dicairkan dua hari lalu masih ada data lama. Warga lain yang tidak menerima BLT BBM pun banyak yang bertanya.
“Warga banyak bertanya, kenapa tidak menerima. Padahal revisi data sudah kita lakukan, kan sistem online, tapi entah kenapa bisa muncul seperti itu,” ujarnya.
Sementara itu Kades Majegan, Kecamatan Tulung, Widodo menjelaskan hanya 308 KK yang mendapat BLT BBM di desanya. Padahal terdapat sekitar 1.900 KK di wilayahnya.
“Coba, dari KK kurang lebih 1.900 KK yang dapat hanya 308 KK. Tetap ada banyak yang bertanya dan itu pun dari Dana Desa sudah kita anggarkan 140 KK,” terang Widodo.
Widodo menyebut, data penerima BLT BBM di desanya banyak terdiri dari data lama. Bahkan orang yang meninggal pun masih ada.
“Ada (yang meninggal masuk). Datanya masih banyak data lama, secara ekonomi memang layak menerima, tetapi karena jumlah penduduk banyak dan setara jadi meri (ingin dapat),” jelas Widodo.
Di Desa Tlogo, Kecamatan Prambanan, jumlah penerima BLT BBM ada 217 KK. Dana BLT BBM sudah dicairkan hari ini.
“Jumlah penerima 217 keluarga sudah dibagikan hari ini. Untuk data penerima itu dari PT Pos, Pemdes memfasilitasi,” kata Kades Tlogo, Raksono.
Terpisah, Kepala Dinas Sosial P3A dan KB Pemkab Klaten, Much Nasir menyatakan warga yang meninggal masuk data bisa disebabkan dua hal. Yaitu, yang bersangkutan meninggal setelah penetapan data atau desa belum mengajukan usulan validasi.
“Penyebabnya bisa karena meninggalnya setelah ada penetapan DTKS dari Kemensos atau memang belum ada usulan validasi data dari desa. Apabila KPM meninggal, bisa diserahkan ke ahli waris dalam satu KK. Apabila KK barunya pisah, maka bisa dengan KK sebelumnya,” papar Nasir.
Baca selengkapnya di sini.
(tim/isn)