Pengen Pensiun Dini, Kenali Dulu FIRE Movement

Pengen Pensiun Dini, Kenali Dulu FIRE Movement

Pengen Pensiun Dini, Kenali Dulu FIRE Movement

Suara.com – Kebutuhan untuk dapat menjalani hidup bahagia merupakan impian semua orang. Bahkan, banyak dari masyarakat Indonesia yang berkeinginan untuk hidup bahagia serta berkecukupan tanpa perlu bekerja keras di masa tua.

Jika hanya dibayangkan, tentu keinginan ini adalah utopia. Namun dengan perencanaan keuangan yang matang, hal ini merupakan suatu hal yang sangat memungkinkan.

Dalam sebuah buku Your Money or Your Life dari Vicki Robin, terdapat sebuah konsep Financial Independent, Retire Early (FIRE). Konsep ini tentu dapat menjadi pilihan dan bahkan sudah semakin diminati oleh kaum milenial yang ingin bekerja sesingkat mungkin dan bisa pensiun dini.

Deputy head of Wealth Management BNI Teddy Satriadi menjelaskan kemandirian finansial adalah hal mutlak untuk anak muda. Terlebih, banyak ketidakpastian seperti terdampak layoff sewaktu-waktu terkena atau kondisi dinamis lainnya.

Baca Juga:
Laba Bersih BNI Tembus Rp 8,8 Triliun di Semester I 2022

“Namun, kemandirian finansial jangan diartikan tidak mau bekerja lama-lama, kesannya malas dalam bekerja. Melainkan independent berarti tidak bergantung pada gaji kembali, jadi tidak otomatis harus pensiun dini, bukan begitu,” demikian.

Dia menegaskan untuk merdeka secara finansial harus bergantung pada bujet masing-masing individu. Artinya, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kemandirian finansial tersebut akan berbeda-beda di setiap orang.

“Hal yang memang harusnya dituju adalah ketika kita di usia senja, sudah tidak lagi berpikir besok mau makan apa, tapi lebih menikmati hidup dengan jalan-jalan. Maka dari itu, FIRE sesuatu mutlak yang ditanamkan di generasi muda karena kita tak tahu apa yang terjadi ke depan,” dia bilang.

Dia melanjutkan bijak dalam hal menabung dan berinvestasi di usia dini merupakan suatu hal yang wajib. Ketika berinvestasi, generasi milenial juga harus paham profil risiko serta instrumen investasi yang dipilih.

“Selagi masih muda punya kadar akseptasi akan risiko harus tinggi karena kebutuhan likuiditasnya gak begitu banyak. Selain itu, horizon investasinya masih panjang,” pungkasnya.

Baca Juga:
Mulai Besok, Stasiun BNI City Bisa Layani Naik Turun Penumpang KRL

Sementara itu, Personal Finance Enthusiast Dani Rachmat CSA, CFP, QWP mengatakan hidup di era digital sekarang memudahkan mengingat begitu beragam produk investasi yang ditawarkan.

Scroll to Top