loading…
Salikun Angel (62) pria asal Tebet, Jakarta memilih membiasakan diri untuk mengayuh sepedahnya dalam melakukan perjalanan mudik. Foto/MPI/Jonathan Simanjuntak
SINDOnews berkesempatan menemui Salikun saat dirinya melintas tepat di Jalan Ahmad Yani, Kota bekasi. Bermodal federal dan jersey tipis jenis jersey sepeda serta diselimuti rompi diapun siap mengarungi lintas Pantura.
”Justru kalau tidak tipis, misalnya kayak yang kalian pakai (kaos), itu tidak nyerap keringet, bahaya, paru-paru basah,” kata Salikun, Kamis (28/4/2022). Baca juga: Cerita Kapolda Metro Ketemu Pemudik yang Gagal Jadi Bang Toyib
“Alasan (pakai sepeda) itu kesehatan, gerakan sepeda juga peduli lingkungan, makanya bagaimana cara mengusahakan (peduli lingkungan), kan bensin juga naik,” sambungnya.
Salikun akan mengayuh sepedanya ratusan kilo dengan tujuan di kampung halamannya sendiri, yakni Kota Kebumen di Jawa Tengah. Oleh karenanya, cukup jadi juga dia mempersiapkan sejumlah alat-alat cadangan yang dibawa bersama sepedanya.
”Minimal ban ganti itu ada, juga ada tambal ban yang simple aja, juga bawa kompor untuk makan, tapi biasanya juga dikasih,” ucapnya. Baca juga: Warga Antusias Ikut Mudik Aman Mudik Sehat Bersama BUMN 2022
Empat hari lamanya kira-kira yang berprofesi sebagai pemulung ini bakal mengayuh sepeda. Dia mengaku perjalanannya akan dilakukan ketika malam sudah tiba.“Istirahat nanti mampir di rumah singgah komunitas, tapi dimanapun biasanya orang mau nerima. Pagi istirahat, jalan malam biar ibadah (puasa) tetap jalan,” lanjut dia.
Dia meyakinkan tidak ada kesulitan untuk mengayuh sepedanya ratusan kilometer jauhnya. Lalu lintas yang yang ramai di tengah para pemudik kendaraan bermotor juga dihiraukannya.“Justru kalau naik sepeda bisa sat-set-sat-set (menyalip) di tengah kendaraan. Apalagi, sekarang mobil lewat tol,” tukasnya.
(ams)