Setelah sekitar dua bulan memimpin Amerika Serikat tanpa terpaan kritik, kini Presiden Joe Biden menghadapi tekanan karena dianggap tak transparan terkait krisis penanggulangan imigran di perbatasan dengan Meksiko.
Salah satu tekanan itu datang dari seorang senator dari Partai Republik, Ted Cruz, yang mengirimkan surat kepada Biden berisi tudingan bahwa sang presiden berupaya menutupi fakta.
“Menghalangi pers untuk mengobservasi, merekam, dan melaporkan kondisi di perbatasan itu bukan keterbukaan atau transparansi – itu merupakan upaya menutupi kebenaran dari rakyat Amerika,” tulis Cruz dalam surat yang ia unggah di situs resminya.
Dalam surat itu, Cruz mempertanyakan kebenaran laporan yang menyatakan bahwa arus imigran di perbatasan meningkat drastis dalam beberapa waktu belakangan.
Cruz kemudian menjabarkan bahwa pada 2019, Kementerian Dalam Negeri melaporkan sekitar 1.000 imigran ilegal dalam sehari. Namun kini, petugas Patroli Perbatasan dilaporkan menahan 4.500 hingga 6.000 imigran ilegal per hari.
“Meski pemerintahan Anda menolak untuk mengakui situasi ini sebagai krisis, rakyat Amerika mulai menyadari betapa parah situasinya,” tulis Cruz.
Ia pun berencana untuk berkunjung ke perbatasan bersama 14 rekannya pada pekan ini. Guna memperlihatkan kondisi sebenarnya, Cruz berencana mengajak wartawan.
“Namun, pemerintahan Anda jelas-jelas menolak memberikan akses pers. Ini sangat memalukan dan munafik,” kata Cruz.
Isu ini sudah menjadi perbincangan selama beberapa hari belakangan. Pembahasan kian panas setelah seorang anggota parlemen Texas mengunjungi tempat penampungan imigran di perbatasan dan mengunggah sejumlah foto.
Dalam salah satu foto itu, terlihat imigran anak yang tak bersama keluarganya. Foto ini mengundang kontroversi karena sebelumnya,Biden selalu menekankan bahwa ia akan mengubah regulasi pemisahan anak imigran yang digagas Donald Trump.
![]()
|
Tak hanya kader Partai Republik, sejumlah anggota parlemen Partai Demokrat juga mulai mempertanyakan rencana Biden untuk menangani imigran.
Seorang senator Partai Demokrat, Chris Murphy, mengaku sudah berkunjung ke perbatasan dan melihat ratusan anak di dalam ruangan terbuka di pusat penampungan.
Ia mengaku tak dapat menahan air mata ketika mendengar cerita seorang anak 13 tahun yang ketakutan setelah dipisahkan dengan neneknya.
Sebagaimana dilansir AFP, Biden sendiri terus menghindari pembahasan mengenai krisis imigran ini. Kicauannya di Twitter selama beberapa hari belakangan hanya membahas vaksin, paket stimulus ekonomi, pemanasan global, dan kekerasan terhadap warga Asia-Amerika.
Ketika ditanya wartawan pada akhir pekan lalu terkait ada atau tidak rencana untuk mengunjungi perbatasan, Biden hanya menjawab, “Pada satu titik, saya akan [berkunjung].”
Saat wartawan bertanya lebih lanjut tentang kepentingan untuk melihat langsung keadaan di perbatasan, Biden pun hanya menjawab singkat.
“Saya tahu keadaan di fasilitas-fasilitas itu,” ucapnya.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri AS, Alejandro Mayorkas, juga memicu kritik karena kerap memberikan keterangan yang tak jelas.
Ia pun tak pernah membantah kabar bahwa 5.200 imigran anak ditahan di pusat penampungan yang seharusnya untuk orang dewasa.
Lebih dari 600 anak sudah ditahan melewati 10 hari, padahal regulasi hanya memperbolehkan mereka transit maksimal tiga hari.
Ketidakjelasan ini pun menuai kritik dari kalangan jurnalis yang mulai jengah karena sulit mendapatkan akses ke perbatasan.
Seorang jurnalis The Washington Post, John Moore, mengatakan bahwa kebijakan “nol toleransi” dari Trump kini berubah jadi “nol akses untuk jurnalis” di era Biden.
“Pemerintahan saat ini berjanji membuat kebijakan imigrasi AS yang lebih manusiawi dan transparan. Namun, mereka gagal menerapkan transparansi, yang membuat sulit untuk mengetahui bagaimana cara mencapai yang sebelumnya (manusiawi),” katanya.
(has)