Cerita Pengusaha Penentang Putin hingga Oligarki yang Cemas

Cerita Pengusaha Penentang Putin hingga Oligarki yang Cemas

Jakarta, CNN Indonesia

Oligarki Rusia Mikhail Khodorkovsky mantan lingkaran dalam Presiden Vladimir Putin mengungkapkan betapa berbahayanya seorang Putin. Khodorkovsky yang kini mengaku penentang Putin memandang Presiden Rusia itu sama dengan Diktator Jerman Adolf Hitler.

Kepada CNN, Khodorkovsky mengatakan bahwa situasi yang saat ini terjadi di Ukraina tak berbeda dengan situasi kala Hitler menyerang Eropa. Dia pun menyebut apa yang dilakukan negara Barat dalam menghadapi Putin seolah kembali mengulang kesalahan yang sama di masa lalu.

“Saya percaya bahwa sebenarnya apa yang kita lihat sekarang adalah bahwa para pemimpin Barat mengulangi kesalahan yang sama yang dilakukan pendahulu mereka bertahun-tahun yang lalu dengan Hitler. Ketika Hitler sangat rentan saat itu, ketika dia mencoba untuk menyerang Eropa,” ujar Khodorkovsky kepada CNN, dikutip Kamis (24/3).

Khodorkovsky mengatakan, ketidaktegasan Barat saat menghadapi Hitler pada akhirnya memperburuk situasi saat itu. Ratusan juta nyawa pun menjadi korban atas keputusan Barat tersebut.

Ia lantas menilai bahwa hal itu yang kini tengah terjadi di Ukraina.

“Para pemimpin Barat terus mengatakan bahwa mereka takut memperburuk Hitler dan mereka berpikir, jika Anda [Hitler] menunjukkan perlawanan, pada akhirnya, dia akan berhenti. Namun kesalahan itu telah menelan ratusan juta nyawa manusia. Ratusan juta nyawa manusia hilang dan kesalahan yang sama sedang dilakukan sekarang,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Khodorkovsky juga menyebut bahwa Putin saat ini dapat dikatakan cukup berbahaya. Meski begitu, ia tak bisa mengkategorikan sang Presiden “sangat berbahaya” di tengah segala jenis serangan yang dilancarkan Putin sebulan ini.

“Kita harus memahami bahwa Putin cukup berbahaya namun tidak sebegitunya. Dia bisa menggunakan senjata pemusnah massal tetapi hanya jika dia tahu bahwa dia tidak akan dihukum,” ujarnya.

Invasi Putin ke Ukraina diketahui tak hanya berdampak pada Ukraina saja. Negara Rusia sendiri nyatanya juga turut merasakan dampak agresi itu.

Seorang pengusaha Rusia yang pernah bertikai dengan pemerintah, Alex Konanykhin, bahkan membuat sayembara Rp14,3 M untuk menangkap Putin. Ia melakukan hal itu lantaran Putin tak henti-hentinya menggempur Ukraina.

“Sebagai seorang etnis Rusia dan warga negara Rusia, saya melihatnya sebagai kewajiban moral saya untuk memfasilitasi denazifikasi Rusia,” ujar Konanykhin dalam sebuah unggahan di Facebook, awal Maret lalu.

Ia juga menilai bahwa Putin bukanlah sosok presiden. Menurutnya, Putin bisa berkuasa karena melakukan operasi khusus dengan meledakkan gedung-gedung apartemen Rusia serta melanggar konstitusi yang berlaku.

“Putin bukan Presiden Rusia karena ia berkuasa dengan hasil dari operasi khusus meledakkan gedung-gedung apartemen di Rusia, kemudian melanggar Konstitusi dengan menghilangkan pemilihan umum yang bebas dan membunuh lawan-lawannya,” imbuhnya.

Di tengah situasi itu, para oligarki yang berada di lingkaran Putin juga kini mulai khawatir atas invasi yang dilakukan sang presiden. Salah satu pengusaha terkaya Rusia, Vladimir Potanin mengaku was-was dengan ancaman Putin yang bakal menyita aset perusahaan yang melarikan diri dari negerinya.

Pasalnya, penyitaan aset dapat membuat Rusia bergerak mundur ke era 100 tahun yang lalu, yakni pada 1913. Kala itu, sejumlah gejolak revolusi menghantam Rusia.

“Konsekuensi dari langkah itu, ketidakpercayaan global terhadap Rusia dari pihak investor akan kita alami selama beberapa dekade,” ujarnya dikutip dari CNN, pada Sabtu (12/3).

(bac)

[Gambas:Video CNN]





Scroll to Top