Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mencatat ratusan ribu lebih orang telah meninggalkan Ukraina selama masa invasi yang dilakukan oleh Rusia sejak tiga hari lalu.
“Kami sekarang melihat lebih dari 120 ribu orang telah pergi ke negara tetangga,” kata Wakil Komisaris Tinggi PBB untuk pengungsi, Kelly Clements sebagaimana dikutip dari CNN.com, Sabtu (26/2).
Dia menyebutkan bahwa terdapat 4 juta orang yang mencoba melintasi perbatasan selama masa krisis ini terjadi.
Selain itu, kata dia, tercatat 850 ribu orang tengah mengungsi imbas dari serangan yang terus dilakukan oleh Rusia ke negara tersebut.
Sejumlah antrian, kata dia, mulai terpantau di titik-titik penyeberangan perbatasan. Selain itu, banyak juga warga Ukraina yang masih memantau situasi.
“Ini adalah situasi yang dinamis. Kami benar-benar sangat terpukul dengan apa yang akan datang,” jelas dia.
Sebagai informasi, sejak 25 Februari kemarin pengungsi dari Ukraina tiba di wilayah Medyka, Polandia usai melintas perbatasan dari Shehyni.
“Sejauh ini, perbatasan itu terbuka. Ini adalah sesuatu yang penting dalam situasi dinamis seperti ini,” ucap Celements.
Presiden Rusia, Vladimir Putin sebelumnya telah memerintahkan operasi militer di wilayah Donbas yang terletak di timur Ukraina pada Kamis (24/2) sekitar pukul 06.00 waktu setempat.
Tak lama usai pernyataan Putin, sejumlah bunyi ledakan mulai terdengar di Ibu Kota Ukraina, Kiev, dan Kota Kharkiv. Serangkaian ledakan juga terdengar di Belgorod, Rusia, yang berbatasan dengan Ukraina.
Tiga hari berselang, situasi perang masih belum mendingin. Sejumlah fasilitas militer berhasil dikuasai oleh Rusia. Salah satunya ialah reaktor nuklir Chernobyl di Ukraina Utara yang merupakan salah satu lokasi bencana nuklir terparah di dunia.
(mjo/agt)