Cegah Risiko Kanker dan Kolesterol, Ini 3 Hal yang Harus Dihindari saat Membuat MPASI

Cegah Risiko Kanker dan Kolesterol, Ini 3 Hal yang Harus Dihindari saat Membuat MPASI

Suara.com – Pola makan anak harus diatur sedini mungkin, salah satunya dengan menerapkan makanan pendamping ASI (MPASI) yang tepat. Hal ini perlu dilakukan agar anak terhindar dari berbagai penyakit seperti kanker, kolesterol dan gangguan pembuluh darah,

Diungkap Dokter sekaligus Penulis, Handrawan Nadesul bahwa sejak kecil orangtua harus mengatur citarasa lidah anak terhadap makanan. Anak harus dibiasakan mengenali citarasa makanan sehat, karena akan mempengaruhi kesehatannya di masa depan.

“Jadi lidah anak itu citarasanya bentuk dan dilatih oleh ibu. Jadi kalau meja makan ibu asin, maka sampai tua anak itu suka asin,” ujar dr. Handrawan dalam acara peluncuran dan diskusi buku ‘Masa Depan Anak Indonesia Terganggu Susu Kental Manis’ di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (25/2/2022).

Berikut ini hal yang harus dihindari saat ini membuat MPASI agar anak sehat di masa depan, versi dr. Handrawan yang berhasil dirangkum suara.com:

Baca Juga:
Didiagnosis Kanker Payudara, Detektif Wanita Ini Malah Lega: Jadi Bisa Menghindari Beban Kerja!

Ilusrasi MPASI (Shutterstock)
Ilusrasi MPASI (Shutterstock)

1. Hindari Bahan Tambahan Pangan

Menurut dokter yang juga seorang penyair itu, bayi tidak boleh diberikan banyak garam, termasuk makanan seperti mi instan dan bakso olahan yang mengandung banyak garam saat proses pembuatannya.

Ini karena garam masuk pada bahan tambahan pangan atau yang biasa disebut food additive. Food additive biasanya ditambahkan dalam makanan olahan.

“Nah, itu yang tidak menyehatkan, makanya itu seperti bakso, bayi di Indonesia sejak awal sudah keracunan bumbu, kita sebut food additive. Food additive itu salah satu penyebab kanker,” terang dr. Handrawan.

2. Pewarna Makanan Terlarang yang Tak Disadari

Baca Juga:
Pria Ini Terinfeksi Jamur Hitam Langka di Otak, hanya Ada 120 Kasus Tercatat di Dunia

Meski terkesan berbahaya, tapi banyak orangtua tidak menyadari anak kecil banyak mengonsumsi makanan ini. Misalnya, jika sejak kecil dalam MPASI atau anak di bawah 2 tahun sudah mengonsumsi saus tomat merah sejak kecil.

Scroll to Top