loading…
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim. Foto/Dok/SINDOnews
Nadiem mengatakan, banyak penutur jati yang tidak lagi menggunakan bahasa daerah, sehingga generasi berikutnya tidak dapat mewarisi bahasa daerah yang digunakan.
Baca juga: Pendaftaran Beasiswa LPDP Dibuka 25 Februari, Ini Jadwal Lengkapnya
“Penutur jatinya itu tidak lagi menggunakan bahasa daerah tersebut. Dan dia tidak mewariskan bahasa daerahnya ke generasi berikutnya,” ujar Nadiem dalam acara Merdeka Belajar episode 17, yang bertajuk ‘Revitalisasi Bahasa Daerah’, Selasa (22/2/2022).
Nadiem mengungkap, dengan minimnya interaksi dengan bahasa daerah anatara orang tua dan generasi penerus, lambat laun bahasa daerah tersebut akan punah.
“Maka akan secara otomatis akan hilang di generasi berikutnya,” ucap Nadiem.
Baca juga: Keren, Siswa MAN 2 Majalengka Raih Emas di Ajang Olimpiade Matematika Internasional
Nadiem menyebut, di 30 tahun terakhir ada sekitar 200 bahasa daerah yang punah di dunia. “Dalam waktu kira-kita 30 tahun terakhir, sekitar 200 bahasa daerah sudah punah,” katanya.
Nadiem menyayangkan, padahal Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dengan kepemilikan bahasa daerah terbanyak di dunia.
“Ada sekitar 718 bahasa daerah, ini sungguh suatu hal yang luar biasa, sangat unik Indonesia di panggung dunia,” ucap Nadiem.
Nadiem mengimbau, agar masyarakat terus berupaya mempertahankan bahasa daerah, karena bahasa daerah merupakan identitas dari bangsa Indonesia.
“Kami harus menyadari dan meyakinkan masyarakat bahwa bahasa itu bukan hanya sekumpulan kata, tapi itu adalah sebagian dari identitas kita,” tutur Nadiem.
(mpw)