loading…
Yoseph Nong, mahasiswa sekaligus petani milenial di Kabupaten Sikka, NTT, mengembangkan smart farming drip irigation system. Foto/Ist
Berbekal pengetahuannya di kampus, Yoseph Nong, yang akrab disapa Yance Maring, saat ini mengembangkan sistem irigasi tetes otomatis (smart farming drip irigation system).
Baca juga: Dihadapan Mahasiswa Politeknik, Kementan Dorong Milenial Kembangkan Smart Farming
Yosep menjelaskan, sistem irigasi ciptaannya dapat menentukan volume air, sistim pengairan, sensor NPK tanah, sensor PH tanah, sensor kelembaban tanah, sensor suhu, sensor water level dan sensor flow water. Semua itu dikendalikan dalam satu aplikasi android.
Yance mengatakan, saat ini ia sedang melakukan budidaya tomat. Dengan teknologi ini hasilnya sangat menjanjikan. Baru-baru ini dari hasil panen satu ton ia mendapatkan uang dari hasil penjualan sebanyak Rp90 juta. Sebuah nilai perjuangan dan nilai ekonomis yang tak kecil.
Tentang biaya, Yance mengatakan untuk areal seluas satu hektare menelan biaya kurang lebih Rp100 juta. Syaratnya harus ada listrik dan internet. Tapi, hasil selanjutnya akan berlipat ganda.
Baca juga: Siap-siap, Ini Syarat dan Jadwal Pendaftaran Beasiswa LPDP yang Dibuka 25 Februari 2022
Mengubah mindset petani muda NTT bahwa pertanian bisa melibatkan teknologi sehingga hasil lebih banyak dan efektif merupakan tantangan terbesarnya. Namun, bukan milenial bila lekas menyerah.
Yance pun berupaya menjalin kerja sama dan pelatihan pembuatan pascapanen dengan pihak-pihak terkait seperti kampus dan balai pelatihan.