British Council Indonesia mengumumkan enam orang finalis Study UK Alumni Awards 2021-22 Indonesia dari dua kategori, yaitu Science and Sustainability dan Social Action.
Keenam finalis dipilih dari 1.500 pendaftar di seluruh dunia yang terdiri dari kalangan profesional di bidang bisnis, wirausahawan, dan pemimpin komunitas. Mereka terpilih atas kontribusi masing-masing dalam menguatkan ikatan kerjasama antara Inggris dan Indonesia.
Hugh Moffatt, Country Director British Council Indonesia, menyatakan bahwa individu-individu yang telah dipilih sebagai finalis Study UK Alumni Awards 2021-2022 di Indonesia berhasil menggunakan studi mereka di Inggris sebagai titik awal untuk mengakselerasi karir yang mereka pilih dan ikut membentuk dunia di sekeliling mereka.
“Finalis tahun ini tidak hanya mencerminkan keberagaman Inggris dan karya-karya mereka, tetapi juga dampak transformatif dari pendidikan di Inggris,” ujar Moffat.
Owen Jenkins, Duta Besar Inggris untuk Indonesia and Timor Leste, menilai bahwa penghargaan tersebut merupakan apresiasi atas pencapaian para alumni Inggris yang menunjukkan kontribusi yang telah mereka persembahkan untuk Indonesia melalui karyanya.
“Saya sangat bangga atas dampak dan karya para alumni Inggris dan bagaimana mereka hidup mewujudkan nilai-nilai yang mereka emban,” ujar Jenkins.
Jenkins menambahkan bahwa penghargaan dari British Council diharapkan dapat menjadi pendorong bagi para finalis untuk terus membuat perubahan yang positif di Indonesia, sekaligus memajukan hubungan bilateral antara Indonesia dan Inggris.
“Saya harap mereka terus mendorong perubahan yang positif di negara yang hebat ini sambil memajukan hubungan bilateral yang erat antara Inggris dan Indonesia,” ujarnya.
Menginjak delapan tahun digelarnya acara yang bergengsi ini, Study UK Alumni Awards mengapresiasi pendidikan tinggi Inggris dan pencapaian alumni-alumni Inggris di seluruh dunia. Alumni UK yang mendaftarkan diri berasal dari lebih dari 100 negara dan lebih dari 140 institusi pendidikan tinggi di seluruh Inggris.
Hanya saja, penghargaan tahun ini merupakan pertama kalinya British Council Indonesia menggelar acara penghargaan serupa sejak 2017.
Menurut catatan British Council, para finalis masing-masing telah menunjukkan kontribusi yang luar biasa di bidang masing-masing.
Para finalis Science and Sustainability Award telah menunjukkan peranan mereka yang luar biasa di bidang sains dan keberlanjutan. Mereka adalah Mariella Ardiyanti Haryanto – graduate Master of Food Bioscience, Glasgow Caledonian University, Makhyan Jibril Al Farabi – graduate Master of Entrepreneurship with healthcare Pathway, University College London (Chevening Scholars 2017), serta Ida Bagus Mandhara Brasika – graduate Master of Environmental Technology, Imperial College London (LPDP Awardee 2015).
Mariella Ardiyanti Haryanto berinovasi dengan roti croissant berumur simpan panjang (long shelf-life croissants). Diluncurkan pada 2019, lini produk ini sudah diekspor ke berbagai negara di Asia Pasifik. Sales meningkat secara signifikan dan perusahaan tersebut berencana membangun pabrik baru pada 2022 untuk memenuhi demand.
Kemudian, Makhyan Jibril adalah anggota satuan tugas COVID-19 yang memimpin tim data. Makhyan mengelola data 398.268 pasien dengan 185 variabel, membuat analisis epidemiologi, menyusun keputusan strategis dan kebijakan mengenai COVID-19, serta membawa transparansi data dan interoperabilitas antara akademisi, pemerintahan, sistem pelayanan kesehatan, dan militer.
Usaha Makhyan tersebut bertujuan untuk memastikan agar dana COVID-19 Jawa Timur senilai Rp23 triliun mencapai sasarannya dengan efektif.
Makhyan juga merupakan CEO dari Akselerasi Inovasi Negeri yang berfokus pada mengakselerasi inovasi strategis berdasarkan penemuan ilmiah dan teknologi terbaru untuk mendorong dampak pelayanan kesehatan di Indonesia.
Selanjutnya, Ida Bagus Mandhara Brasika adalah pendiri dan CEO Griya Luhu, bank sampah digital terbesar di Indonesia. Griya Luhu adalah eko-preneur ternama yang mengubah perilaku dan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang berkelanjutan dengan bantuan teknologi digital.
Mandhara juga merupakan seorang ilmuwan muda dan dosen universitas terkemuka di bidang lingkungan dan perubahan iklim. Mandhara ditunjuk oleh Gubernur Bali untuk menyusun Peraturan Pelarangan Plastik di Bali bersama dengan anggota tim yang lain.
Adapun, para finalis Social Action Awards terdiri dari alumni yang berkontribusi dan berkomitmen untuk membawa perubahan positif di bidang sosial serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Mereka adalah Averina Geffanie Suwana – graduate Master of Research Cardiovascular and Science, Newcastle University, Irfan Latifulloh Sarhindi – graduate Master of Philosophy Education, University College London (LPDP Awardee 2016), serta Zulfikar Basrul Gandong – graduate Master of Animal Welfare, Ethics, and Law. University of Glasgow (LPDP Awardee 2015).
Averina mendirikan Yayasan Indonesia Sehat pada 2016 untuk menyediakan akses pelayanan kesehatan untuk anak-anak di seluruh Indonesia, terutama anak-anak kekurangan gizi.
Bersama dengan timnya, Averina Geffanie menggalang kesadaran masyarakat akan pelayanan kesehatan serta menyediakan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar dan pemeriksaan untuk 25.000 anak dan keluarga mereka di pedalaman Indonesia.
Kemudian, Irfan Latifullah adalah pendidik, penulis dan ustadz (pengajar agama Islam) yang berkontribusi dengan memperkaya kontekstualisasi pemikiran Islami dan mengampanyekan pemikiran reflektif dalam pendidikan Agama Islam.
Karyanya dapat ditemukan secara online dan offline, mulai dari program kursus jangka pendek dan publikasi buku; hingga podcast dan pembuatan konten. Karyanya sangat berguna dalam mengajarkan keterampilan berpikir kritis pada Muslim Indonesia muda.
Kemudian, Zulfikar Basrul Gandong adalah dokter hewan yang berfokus pada kesejahteraan hewan. Zulfikar aktif sebagai pembicara di berbagai seminar, penasehat untuk organisasi-organisasi, mengedukasi masyarakat tentang kesejahteraan hewan, bidang yang relatif masih baru di Indonesia.
Zulfikar membantu menciptakan lingkungan yang aman dan mengubah cara masyarakat memperlakukan hewan menjadi lebih manusia. Dirinya turut mengembangkan kurikulum dan legislasi baru untuk ilmu kesejahteraan hewan dan kesejahteraan hewan dalam manajemen bencana alam.
“Selamat untuk para finalis, terutama mereka yang berasal dari Indonesia! Semoga yang terbaik yang akan menang,” tutup Jenkins.
(aor)