Suara.com – Steroid alias kortikosteroid atau glukokortikoid, merupakan obat yang digunakan untuk mengobati sejumlah besar kondisi, mulai dari asma, masalah kulit, bahkan kanker.
Namun, obat ini juga memiliki efek samping jangka pendek dan jangka panjang. Faktanya, dilansir Insider, hingga 90% pasien akan mengalami efek samping saat mengonsumsi steroid.
“Itu sebabnya, manfaat versus risiko harus selalu dipertimbangkan secara hati-hati,” kata spesialis kedokteran olahraga di Hoag Orthopaedic Institute, Adam Rivadeneyra.
Efek samping steroid
Baca Juga:
Manfaat dan Efek Samping Masker Kunyit untuk Wajah, Jangan Dipakai Berlebihan!
Ketika kortikosteroid dikonsumsi, obat meniru kortisol, hormon yang dilepaskan di dalam tubuh sebagai respons terhadap stres, seperti cedera atau penyakit.
Steroid memasuki inti sel dan menghentikan produksi protein dan bahan kimia lain yang menyebabkan peradangan dan aktivitas kekebalan.
Ini berdampak pada sistem hormonal dan dapat menyebabkan efek samping penggunaan steroid jangka pendek, seperti:
- Nafsu makan meningkat
- Kemurungan atau kebahagiaan yang meningkat
- Perubahan tidur
- Munculnya jerawat
- Sakit kepala
- Pusing
- Maag
- Kelemahan
- Mudah memar dan penyembuhan lambat
Selain itu, penggunaan steroid jangka panjang dapat menyebabkan efek samping yang lebih parah.
“Obat steroid dengan dosis tinggi atau pengobatan jangka panjang lebih dari satu sampai dua minggu bisa sangat berbahaya dengan beberapa komplikasi permanen atau efek samping,” papar Rivadeneyra.
Baca Juga:
Joki Vaksin Meminum Air Kelapa untuk Meringankan Efek Samping, Benarkah akan Manjur?
Efek samping parah tersebut termasuk berat badan bertambah atau tubuh bengkak, kehilangan kepadatan tulang dan penipisan kulit, diabetes, hingga peningkatan risiko infeksi serius.