Setidaknya 12 Orang Tewas Akibat Topan Rai di Filipina

Setidaknya 12 Orang Tewas Akibat Topan Rai di Filipina

Jakarta, CNN Indonesia —

Topan Super Rai yang melanda wilayah tengah Filipina menyebabkan setidaknya 12 orang tewas. Topan ini menimbulkan banjir besar yang menjebak warga di atap rumah dan menghancurkan bangunan.

Walaupun kekuatan Topan Rai melemah pada Kamis (16/12), ia masih memiliki cukup angin yang menghancurkan, yakni sekuat 150 kilometer per jam dan hembusan sebesar 127 mil per jam.

Meteorologis mengatakan topan ini menuju Laut China Selatan pada Jumat (17/12).

Beberapa saksi mata menyampaikan angin topan ini menghancurkan atap dan merobohkan pohon.

Saya belum pernah mengalami keganasan angin seperti itu dalam hidup saya dan kami bahkan tidak terkena secara langsung,” kata Wali Kota Iloilo Jerry Trenas kepada Associated Press melalui telepon.

Trenas juga menyampaikan setidaknya satu orang terbunuh kala dihantam oleh sekelompok bambu yang terbang akibat badai. Tak hanya itu, pekerja juga membersihkan jalan di tengah keadaan mati listrik dan sinyal ponsel yang sulit didapatkan.

Sebanyak 11 orang lainnya meninggal setelah tertimpa pohon yang roboh, tembok yang hancur, puing-puing, dan atap. Selain itu, ada tujuh penduduk yang hilang, kata Kepala Badan Tanggap Bencana Filipina Ricardo Jalad.

Otoritas juga menyampaikan banyak rumah dan gedung rusak akibat angin dan banjir. Tak hanya itu, bandara dan hotel juga ikut rusak akibat topan super ini.

Di provinsi Bohol, yang mana menjadi salah satu provinsi yang dilewati topan ini, Gubernur Arthur Yap menyampaikan banyak warga yang terjebak di atap rumah mereka karena banjir. Banjir ini terjadi di kota Loboc.

Yap juga meminta bantuan relawan untuk menyelamatkan warga, sebab ia dan pejabat lain kesulitan menyebarkan perahu penyelamatan ke Loboc.

“Ratusan keluarga terjebak di atap saat ini,” kata Yab.

Walaupun demikian, masih belum jelas apakah masalah yang sama terjadi kota lain, tambah Yap.

Akibat topan ini, setidaknya 62 kota mengalami gangguan atau mati listrik.

Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional (NDRRMC) Filipina menyampaikan, sekitar 198.000 orang dievakuasi dari rumah mereka akibat bencana ini, dikutip dari CNN.

(pwn/bac)

[Gambas:Video CNN]


Scroll to Top