Uni Emirat Arab (UEA) menandatangani kontrak rekor pembelian 80 jet tempur Prancis senilai Rp202 triliun dan kesepakatan lain saat Presiden Emmanuel Macron memulai tur ke negara teluk pada Jumat (3/12).
Permintaan terbesar untuk jet tempur jenis Rafale itu muncul saat Macron bertemu dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed.
UEA juga menandatangani permintaan untuk 12 helikopter militer Caracal dengan total pembayaran lebih dari 17 miliar euro atau Rp277 triliun.
“Ini adalah hasil kerja sama strategi antara dua negara, mengkonsolidasikan kapasitas mereka untuk bertindak bersama demi otonomi dan keamanan mereka,” ujar Macron dalam pernyataan resmi seperti dikutip AFP.
Permintaan Rafale ditandatangani pada hari ini, Jumat (3/12). Namun pesawat model Rafale, F4, masih dalam pengembangan. Pesawat ini baru akan dikirim pada 2027.
Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parrly, menyebut itu sebagai kontrak bersejarah yang nantinya akan berkontribusi langsung pada stabilitas kawasan.
Langkah UEA membeli jet tempur itu mengikuti jejak saingannya, Qatar, yang telah membeli 36 pesawat. Sementara itu, Mesir yang memesan 24 pesawat tempur pada 2015 dan 30 unit pada Januari lalu.
Pesanan itu akan akan menggantikan 60 jet Mirage 2000-9 UEA yang dibeli pada tahun 1998. Pesawat itu baru tiba 10 tahun usai negosiasi gagal oleh mantan presiden Prancis Nicolas Sarkozy.
Rafale sejak itu membuat terobosan di pasar internasional meskipun ada persaingan dari pabrikan Amerika dan Eropa lainnya.
Meski demikian mereka memiliki enam klien asing meliputi Qatar, India, Mesir, Yunani dan Kroasia.
Dana kekayaan kedaulatan UEA, Mubadala Abu Dhabi, juga menjanjikan 8 miliar euro untuk investasi bisnis di Prancis.
Sementara itu, lisensi galeri seni Louvre cabang Abu Dhabi diperpanjang selama 10 tahun hingga 2047.
Berdasarkan laporan dewan Prancis, UEA menjadi kostumer terbesar Paris di bidang industri dengan transaksi sebesar 4,7 miliar euro atau setara Rp7,6 triliun selama 2011-2020.
Prancis telah menghadapi kritik usai sejumlah senjata tersebut digunakan pemberontak di Yaman, sementara koalisi pimpinan Saudi terus berusaha memerangi kelompok itu yang didukung Iran.
Macron akan melawat ke negara-negara teluk itu selama dua hari. Usai dari UEA, ia akan mengunjungi Qatar dan Arab Saudi.
Dia didampingi oleh delegasi besar di Dubai termasuk Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian, Menteri Keuangan Bruno Le Maire dan Menteri Pertahanan Parly.
(isa/bac)