Puluhan pengungsi asal Afghanistan melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor UNHCR di Makassar, Sulawesi Selatan. Mereka mengaku sudah bosan menetap di Indonesia selama kurang lebih 10 tahun dan minta segera diberangkatkan ke negara yang menjadi tujuannya.
Salah satu pengungsi, Halib mengatakan, seluruh imigran ingin bertemu dengan pihak UNHCR untuk berbicara langsung.
“Kami ingin bicara dengan pihak UNHCR, kenapa kami ditahan selama 10 tahun di Indonesia? Kami sudah bosan,” kata Halib saat ditemui di lokasi, Selasa (16/11).
Halib menegaskan, jika aksi mereka dibubarkan, maka para imigran tersebut akan kembali datang lagi.
“Kalau disuruh bubar kami datang lagi. Bukan begini caranya. Kami mau keluar dari Indonesia,” ujarnya.
Sebelumnya, keributan mewarnai aksi pembongkaran tenda pengungsi imigran asal Afganistan di depan kantor UNHCR Jalan Jendral Sudirman, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Mereka menuntut agar segera diberangkatkan ke negara tujuannya setelah menetap di Indonesia selama 10 tahun.
Peristiwa keributan itu terjadi ketika personel Rudenim Makassar berusaha menertibkan tenda-tenda darurat yang dibuat para imigran telah berdiri selama dua pekan terakhir.
Berdirinya tenda-tenda darurat tersebut mengganggu kenyamanan dan ketertiban masyarakat Makassar, sehingga dilakukan penindakan dengan pembongkaran. Namun, para imigran tetap bertahan di lokasi sehingga terjadi adu mulut dengan petugas.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial Makassar, Muhyiddin mengatakan, pihak pemerintah kota telah berkoordinasi dengan pihak imigrasi Makassar dan UNHCR terkait aksi yang dilakukan para imigran tersebut yang dilakukan sejak bulan Oktober kemarin.
“Secara aturan ini sudah menyalahi, aksi mereka sudah bermalam dan sudah hampir satu bulan berada di sini. Kita sudah koordinasi dengan semua pihak. Mereka menuntut ingin diberangkatkan ke negara ketiga,” kata Muhyiddin saat di lokasi, Senin (15/11) malam.
(mir/bac)