Suara.com – Khitan atau sunat bagi laki-laki umat muslim hukumnya memang wajib. Sunat biasanya dilakukan ketika anak berusia 9-12 tahun. Namun, beberapa penganut non muslim ada juga yang memilih disunat karena alasan kesehatan atau lainnya.
Metode sunat semakin berkembang dari waktu ke waktu. Juga beberapa teknik baru yang dipakai selain metode konvensional bedah sirkumsisi, antara lain dengan menggunakan metode Smartklamp ataupun laser.
Dikutip dari situs Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski), berikut perbedaan dari tiap metode sunat. Manakah yang lebih aman?
1. Metode bedah konvensional atau sirkumsisi
Metode sirkumsisi merupakan metode bedah minor yang biasa dalam proses khitan. Setelah area penis disterilkan, akan dilakukan bius lokal, lalu dokter memotong kulit kulup penis menggunakan gunting ataupun pisau bedah.
Baca Juga:
Tak Hanya Sebabkan Gangguan Menstruasi, Sunat Perempuan juga Berisiko Kematian
Selanjutnya, luka akan dijahit dengan menggunakan benang yang dapat diserap oleh tubuh. Metode inilah yang paling banyak dilakukan oleh tenaga medis profesional dari dulu hingga kini.
Metode bedah sirkumsisi membutuhkan waktu yang lebih panjang, baik saat pengerjaan, maupun proses penyembuhan. Proses khitan biasanya berlangsung 30-50 menit, sementara proses perawatan pasca khitan juga sedikit lebih repot, karena luka tidak boleh terkena air supaya jahitan menutup dengan sempurna. Juga harus dilakukan penggantian perban selama kurang lebih tujuh hari.
2. Metode sunat smartklamp
Ada beberapa metode klamp, tetapi yang paling sering digunakan adalah metode Smartklamp. Alat Smartklamp ini memiliki beberapa ukuran sesuai umur dan ukuran penis.
Setelah dilakukan anastesi lokal, maka tabung Smartklamp akan dimasukkan pada kulup yang akan dipotong, kemudian dijepit dengan pengunci klamp. Setelah 5 hari, maka tabung Smartklamp akan dilepas. Metode ini akan mengurangi risiko perdarahan dan tanpa disertai penjahitan sehingga lebih mudah dalam perawatan paca khitan.
Alat Smartklamp bersifat single use only atau sekali pakai sehingga tidak boleh digunakan berulang. Meskipun terbilang metode yang efektif, tetapi tidak disarankan untuk anak yang hiperaktif ataupun memiliki kelainan fimosis.
Baca Juga:
5 Manfaat Sunat Bagi Laki-laki, Bisa Turunkan Risiko Rendah Tertular HIV
Dari segi harga, metode smartklamp juga lebih mahal daripada sirkumsisi.