Jakarta, CNN Indonesia —
Delapan anak tewas akibat hujan lebat dan angin kencang Topan Biparjoy yang melanda Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, pada Sabtu (10/6) malam.
Juru Bicara Otoritas Penanggulangan Bencana Provinsi, Taimur Ali Khan, mengatakan hingga Minggu (11/6), terdapat 27 korban jiwa akibat bencana alam tersebut. Dari total korban itu, ia menyebut delapan diantaranya merupakan anak-anak.
“Setidaknya 12 orang terkubur hidup-hidup setelah atap dan dinding rumah mereka runtuh,” kata Khan dikutip dari The Independent.
Topan Biparjoy itu sebelumnya menghantam empat distrik di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa yang terletak di bagian barat laut Pakistan. Pihak otoritas penanggulangan bencana menyebut setidaknya 147 orang dilaporkan terluka akibat insiden itu.
Menteri Cuaca dan Iklim Pakistan Sherry Rehman mengatakan hujan lebat serta angin kencang yang melanda wilayah Punjab and Khyber Pakhtunwala saat ini telah menjadi perhatian serius bagi pemerintah.
Sementara itu, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif juga telah memerintahkan pejabat setempat untuk mengambil tindakan darurat untuk mengatasi Topan Biparjoy.
Terlebih hujan badai yang disebabkan oleh Topan Biparjoy berpotensi menyebabkan banjir di daerah dataran rendah seperti di provinsi Karachi dan Sindh.
Selain itu, pada Minggu ini, Otoritas Penanggulangan Bencana Nasional juga telah memerintahkan masyarakat untuk menjauhi garis pantai saat Topan Biparjoy mendekat.
Departemen Meteorologi Pakistan melaporkan bahwa topan yang terjadi telah meningkat menjadi Badai Siklon dengan kategori berbahaya. Setidaknya tercatat ada 3 topan yang berada di jarak sekitar 760km selatan Karachi, 740 km selatan Thatta, dan 840 km tenggara Ormara.
Pemerintah daerah Karachi juga telah memerintahkan untuk menyingkirkan papan reklame, papan petunjuk, hingga pohon tua yang dikhawatirkan akan roboh ketika hujan lebat dan menimbulkan korban jiwa.
(tfq/tsa)