Jakarta, CNN Indonesia —
Sudan bergejolak sejak pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RFS) dan aparat keamanan bertempur memperebutkan kekuasaan sejak Sabtu (15/4).
Perang ini meletus di tengah negosiasi faksi-faksi untuk membentuk pemerintahan transisi usai kudeta pecah di Sudan pada 2021.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berikut rangkuman situasi di Sudan dari berbagai sumber yang dihimpun CNNIndonesia.com hingga Senin (17/4).
1. Paramiliter rebut Istana Presiden
RSF mengklaim sudah menduduki Istana Kepresidenan Sudan, stasiun televisi lokal, hingga bandara di Khartoum dan kota lain. Namun, militer membantah klaim tersebut.
Dalam pernyataan resmi, mereka mengklaim telah mengontrol sepenuhnya Istana Kepresidenan dan sejumlah bandara di Khartoum dan Merowe.
RSF juga mengaku mengambil alih kediaman Panglima Angkatan Darat Sudan Jenderal Abdel Fattah Al Burhan.
Serbuan ini dilakukan sebagai balasan atas berbagai serangan militer Sudan terhadap markas RSF di selatan Khartoum baru-baru ini.
2. Perang meletus di ibu kota
Tak tinggal diam, Angkatan Udara Sudan melancarkan serangan udara ke sejumlah markas RFS di Ibu Kota Sudan, Khartoum.
“Angkatan Udara Sudan menghancurkan kamp Tiba dan Soba di Khartoum milik RSF dan mendesak warga sipil di sekitar wilayah itu untuk tetap berada di dalam ruangan,” demikian pernyataan militer Sudan yang dikutip AFP.
3. 97 warga sipil tewas
Berdasarkan data Perserikatan Dokter Sudan per Senin, setidaknya 97 warga sipil tewas imbas pertempuran tersebut.
Sejumlah personel militer juga dilaporkan tewas. Namun, sejauh ini angka pastinya belum diketahui.
Menurut organisasi itu, data ini baru berdasarkan yang dihimpun dari bandara Khartoum, Kota Omdurman, Nyala El Obeid, dan El Fasher.
Selain itu, sebanyak 365 orang mengalami luka-luka, demikian laporan Reuters.
Adakah WNI jadi korban? Baca di halaman berikutnya >>>